TEMPO.CO, Jakarta - Dua unit kapal patroli milik Direktorat Jenderal Bea dan Cukai karam di perairan Belawan pada hari ini, Kamis, 19 November 2015. Kejadian itu diketahui setelah TNI Angkatan Laut Satuan Radar Medan Labuhan menerima sinyal bahaya dari kapal patrol Bea dan Cukai bernomor lambung BC 9002 dan BC 7003 itu sekitar pukul 08.35 WIB.
"Dari unsur Armada Barat TNI AL mengerahkan tiga kapal yang beroperasi di sekitar lokasi karam," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksamana Pertama M. Zainuddin, melalui pesan singkat, Kamis, 19 November 2015.
Tiga kapal yang dikerahkan TNI AL tersebut adalah KAL Tarihu, Patkamla Tapak Kuda, dan KRI Cut Nyak Dien yang tiba di lokasi 5-10 menit kemudian. Dari informasi anak buah kapal, BC 9002 kandas di bagian depan akibat 'luka sobek' yang cukup lebar.
Kapal dilaporkan tampak menungging. Haluan kapal juga tampak sejajar dengan permukaan laut. KRI Cut Nyak Dien lantas membantu mengarahkan posisi kapal BC 9002 agar tak tenggelam sepenuhnya.
Namun saat memberi bantuan, radio komunikasi KRI Cut Nyak Dien kembali menerima kabar buruk. Kapal patroli Bea dan Cukai bernomor BC 7003, juga karam di dekat lokasi. KRI Cut Nyak Dien, KAL Tarihu, dan Patkamla Tapak Kuda pun langsung tancap gas mengevkuasi kapal tersebut.
Berdasarkan laporan, Kapal BC 7003 mengalami kerusakan yang sama, yakni sobek di bagian haluan. Untungnya ketiga kapal penolong berhasil mengevakuasi 17 kru dan sejumlah barang penting dari BC 7003, seperti tiga pucuk senjata SS1 V3, dua pucuk pistol P9, peralatan radar, serta alat komunikasi.
"BC 7003 berasal dari Pos Bea Cukai Tanjung Balai Karimun yang sedang dalam perjalanan membantu BC 9002," kata Laksma Zainudin.
Hingga saat ini kedua kapal Bea dan Cukai dalam kondisi hampir tenggelam sepenuhnya. Dugaan awal, kedua kapal tersebut mengalami kecelakaan akibat menabrak benda yang diduga bangkai KM Sejahtera Lestari. Sebelumnya, KRI Matacora tenggelam di sekitar lokasi tersebut.
INDRA WIJAYA