TEMPO.CO, Bandung - Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Jawa Barat Komisaris Besar Polisi Sulistio Pudjo, belum bisa memastikan keterlibatan Frederick C. Jean Salvi alias Ali--warga negara Prancis yang diduga pernah bermukim di Bandung Jawa Barat--terlibat dalam aksi teror di Paris beberapa hari yang lalu.
"Belum ada, masih di dalami terus. Masih di kalangan intelijen," ujar Pudjo saat dihubungi, Kamis, 19 November 2015.
Menurutnya, meskipun keterlibatan Frederick belum terbukti, pihak intelejen kepolisian Indonesia terus bergerak mencari informasi terkait dugaan tersebut. Hal ini dilakukan, untuk mencari motif pelaku teror di Paris yang diduga pernah menetap di Indonesia.
"Intelejen gerak terus," ujar Pudjo.
Nama Frederick alias Ali mencuat setelah peristiwa pengeboman di KBRI Prancis pada tahun 2012 lalu. Frederick dituduh sebagai orang dibalik peristiwa tersebut.
Sejak tahun 2010, Frederick merupakan buronan pihak kepolisian Indonesia dan Densus 88, ia juga diduga telah terlibat dalam sindikat teroris Cibiru, Bandung.
Frederick pun disebut-sebut pernah menyelami ilmu agama Islam di Pondok Pesantren Al Jawami, Cileunyi, Kabupaten Bandung selama satu tahun. Menjawab hal itu, pemimpin Pesantren Al-Jawami Kiai Haji Imang Abdul Hamid, mengatakan sempat berkenalan dengan Frederick pada tahun 2005. Saat itu, ia katakan, Frederick dibawa oleh seorang pemuda tak dikenal ke pesantrenya.
Namun, Imang mengelak bahwa Frederick pernah nyantri di pondok pesantren yang ia pimpin. Frederick, kata dia, saat itu hanya melakukan kunjungan biasa layaknya tamu. Hal itu, dilakukannya lebih dari satu kali sepanjang tahun 2005.
"Dia hanya tamu, tidak pernah netap di sini," ujar Imang kepada Tempo, Kamis, 19 November 2015.
Imang pun mengaku tidak mengetahui informasi mengenai asal usul Frederick. Namun, satu yang ia ingat, Frederick merupakan mualaf berkebangsaan Prancis dan mempunyai istri warga negara Maroko. Ia merasa kaget mendengar nama Frederick yang disangkutpautkan dengan aksi teror di Paris yang menewaskan lebih dari 100 orang itu.
"Belum dengar saya," ujar Imang.
IQBAL T. LAZUARDI S