TEMPO.CO, Surabaya - Komisi Yudisial Wilayah Jawa Timur melibatkan para tokoh lintas agama dalam kampanye Peradilan Bersih dan Berintegritas yang digelarnya di Kampus Universitas Hang Tuah, Surabaya, Rabu 18 November 2015. Ada sebanyak enam tokoh agama yang didatangkan khusus untuk menggugah moral mahasiswa dan pelajar tentang kebutuhan akan dunia peradilan yang sehat.
“Setiap agama mengajarkan kebaikan dan sesungguhnya itu landasan moral dalam penegakkan hukum yang sesungguhnya,” kata Wakil Dekan 1 Hang Tuah, Nurul Hudi, Rabu 18 November 2015.
Menurut Hudi, fungsi pengawasan atas peradilan tidak cukup hanya bertumpu kepada Komisi Yudisial. Seluruh elemen masyarakat diharapkan dapat terlibat. Termasuk para mahasiswa dan pelajar. “Hakim sebagai anggota masyarakat juga harus bisa menjadi tauladan dalam kehidupan bermasyarakat,” kata dia.
Koordinator Komisi Yudisial Penghubung Jawa Timur, Dizar Alfarizi, mengatakan peran para tokoh agama sangat penting untuk menjaga moral peradilan dan para pelakunya tetap sehat. “Ke depannya, kami mengharapkan masyarakat juga ikut membantu menjalankan fungsi dan wewenang Komisi Yudisial, misalnya, dengan melapor jika ada hakim yang tidak menjalankan tugas sesuai kode etik,” katanya menambahkan.
Para tokoh lintas agama yang hadir adalah Hamid Syarif Wakil Ketua Perwakilan Wilayah Jawa Timur Nahdatul Ulama, FX Rubibyanto dari Keuskupan Surabaya, Philip K. Widjaja Ketua Wali Umat Buddha Indonesia Jawa Timur, Ketut Sudirtha Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Jawa Timur, Ongky Setio Kuncono Ketua Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin) Jawa Timur, dan Simon Firlantropa Ketua Wadah persekutuan Gereja-Gereja di Wilayah Jawa Timur.
Simon, misalnya, mengatakan, jika dalam sebuah negara uang tidak ditempatkan pada tempatnya maka dia bisa ‘mengacau’ dimana-mana. “Di pengadilan bisa ikut, di politik ikut..maka yakinlah pada Tuhan,” katanya.
SITI JIHAN SYAHFAUZIAH