TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) Sufmi Dasco Ahmad mengatakan sore ini, 17 November 2015, MKD ke Mabes Polri untuk melaporkan dugaan pembocoran dokumen transkrip pencatut nama Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) yang dilaporkan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said kemarin.
"Sore ini saya rencananya ke Mabes Polri untuk melaporkan adanya dugaan pembocoran dokumen yang sudah menjadi dokumen negara karena sudah secara resmi dimasukkan atau dilaporkan ke MKD," kata Sufmi Dasco saat ditemui di ruangannya di Kompleks Parlemen Senayan pada Selasa, 17 November 2015.
Beredar dokumen di masyarakat berupa transkrip percakapan yang dilakukan oleh tiga orang dengan inisial SN, R, dan MS. Selain itu, ada surat pelaporan yang mengatasnamakan pelapor, yakni Sudirman Said. Dalam surat tersebut tertera jelas nama Ketua DPR Setya Novanto dan pengusaha terkenal Indonesia Muhammad Riza Chalid.
Saat dikonfirmasi mengenai kesamaan dokumen yang beredar di masyarakat dan yang dibawa MKD, Dasco mengatakan pokok permasalahannya hampir sama dengan yang nantinya akan dilaporkan. "Nanti kita lihat biar di polisi nanti dibuka," kata politikus Gerindra ini kepada wartawan.
Awal pelaporan ini bermula saat Sufmi Dasco melihat tayangan Mata Najwa di Metro TV semalam. Sufmi Dasco melihat Sudirman Said yang saat itu menjadi bintang tamu acara itu tampak kaget pada saat dikonfirmasi mengenai surat yang ia berikan kepada MKD pada hari Senin, 16 November 2015.
"Waktu melaporkan beliau juga sadar bahwa laporan yang masuk itu belum dilengkapi dengan bukti-bukti pendukung sehingga beliau berjanji untuk kemudian melengkapi bukti itu. Juga pada waktu konferensi pers Pak Sudirman tidak menyebutkan nama, pokok pengaduan, dan inisial," kata Dasco.
Menurut Dasco, laporan ini nantinya bisa menjadi pelajaran untuk pihak-pihak agar berhati-hati untuk tidak menyalahgunakan dokumen negara yang bersifat rahasia. "Yang membocorkan gampang, nanti polisi bisa bergerak mencari tahu, biar bisa jadi pelajaran. Ini masalah waktu ya, jangan dengan gampang membocorkan," ujar Wakil Ketua MKD ini.
DESTRIANITA K