TEMPO.CO, Semarang - Para mahasiswa di Kota Semarang, Jawa Tengah, ikut bergabung dengan aksi menolak rencana pendirian pabrik semen di Pati yang dilakukan warga Pegunungan Kendeng. Mereka bergabung dengan ratusan warga Pati yang baru tiba di Semarang pagi ini, Selasa, 17 November 2015.
Sebanyak 200 warga Pati melakukan aksi penolakan pendirian pabrik semen dengan cara jalan kaki sepanjang 122 kilometer dari Pati ke Semarang sejak dua hari lalu. Hari ini warga penolak pabrik semen sudah tiba di Museum Ronggowarsito, Semarang. Para mahasiswa dari beberapa kampus di Semarang langsung bergabung dengan mereka di Museum Ronggowarsito.
Mahasiswa yang datang itu berasal dari berbagai kampus dengan mengenakan pakaian almamater masing-masing. Seperti mahasiswa dari Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang yang mengenakan jas warna merah tua, dan Universitas Negeri Semarang yang mengenakan jas warna kuning. Juga tampak mahasiswa dari Universitas Wahid Hasyim, Universitas Diponegoro, dan Universitas Islam Sultan Agung. Organisasi mahasiswa juga tidak ikut ketinggalan, tampak para mahasiswa dari lembaga pers mahasiswa di Semarang hadir di sana. Ada juga para mahasiswa yang menamakan diri Keluarga Mahasiswa Rembang di Semarang (Kamaresa).
Abdul Goffar dari Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang menyatakan, para mahasiswa Semarang datang untuk mendukung warga menolak pendirian pabrik semen di Pati. "Para mahasiswa harus melebur dengan masyarakat," kata Goffar.
Saat berorasi, Goffar menyebut warga penolak pendirian pabrik semen sebagai pejuang lingkungan. Sebab, mereka mempertahankan tanahnya dari eksploitasi pabrik semen.
Selain mahasiswa, sekitar seribu warga dari beberapa daerah datang ke Museum Ronggowarsito. Mereka diangkut 20 truk ke Museum Ronggowarsito untuk bergabung dengan warga yang melakukan aksi jalan kaki. Dari Museum Ronggowarsito, warga dan mahasiswa itu nanti akan menuju Gedung Pengadilan Tata Usaha Negara Semarang untuk mengikuti sidang dengan agenda pembacaan putusan.
ROFIUDDIN