INFO NASIONAL - Tindajan kekerasan yang terjadi di Paris tidak bisa dibenarkan, apapun motif dan alasannya. Begitu ditegaskan Menteri Agama (Menag) Republik Indonesia Lukman Hakim Saifuddin akhir pekan lalu.
Tindak kekerasan yang terjadi di Paris pada Jumat malam 13 November 2015 ini mengakibatkan jatuhnya ratusan korban jiwa dan luka-luka. "Kita semua harus menentang tindakan yang menista martabat kemanusiaan," kata Menag tegas.
Baca Juga:
Dilaporkan bahwa sedikitnya tujuh lokasi berbeda di wilayah Paris dilanda serangan teror yang memakan lebih dari 150 korban jiwa.
Seperti dilansir dari berbagai sumber, Sabtu (14 Nivember 2015), serangan teror ini diawali oleh dua suara ledakan di dekat Stade de France, stadion yang tengah menggelar pertandingan sepakbola persahabatan antara Prancis dengan Jerman.
Menag Lukman meminta semua pihak dapat menahan diri untuk tidak mengkaitkan tindak kekerasan itu dengan agama, karena tak ada satupun agama yang mentolerir praktek pemaksaan kehendak dengan kekerasan. "Karenanya, tak ada urgensi dan relevansinya, serta tak perlu sama sekali adanya aksi balasan dengan cara-cara kekerasan yang mengatasnamakan agama," katanya.
Baca Juga:
"Kita berharap dan mendukung otoritas Pemerintah Perancis untuk mengusut peristiwa tersebut melalui proses hukum, dan secepatnya mampu mengungkap pelaku dan pihak-pihak di balik kejadian tersebut," tambahnya.
Atas kejadian itu, Menag berharap tokoh-tokoh, pemuka, dan umat beragama tidak mudah terprovokasi dengan saling menyalahkan yang justru akan memperkeruh keadaan. (*)