TEMPO.CO, Yogyakarta - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gunungkidul menginstruksikan sejumlah kelompok sadar wisata, yang mengelola kawasan gua, semakin selektif menerima kunjungan wisatawan saat musim hujan.
“Kami minta obyek wisata, seperti susur gua dan juga susur sungai di Gunungkidul utara benar-benar melihat situasi pada penghujan ini untuk menerima wisatawan terkait potensi bencana yang bisa ditimbulkan,” ujar Kepala BPBD Gunungkidul Budiharjo kepada Tempo, Jumat, 13 November 2015.
Budi menuturkan, obyek susur gua dan susur sungai mengandung potensi ancaman banjir yang tak kentara dan bisa datang secara tiba-tiba hingga mengancam keselamatan. Pihak BPBD tak mau kejadian dua tahun terakhir, yang berupa kecelakaan di area obyek wisata gua, terjadi lagi saat musim hujan datang.
Kasus kecelakaan di area gua yang dimaksud ialah tewasnya tiga pecinta alam di Gua Seropan II, Dusun Serpeng, Desa Pacarejo, Semanu, pada Maret 2013. Ketika mereka mengikuti wisata susur gua, mendadak banjir bandang di dalam gua terjadi. Para pecinta alam, yang merupakan mahasiswa itu, tewas terjebak dalam keadaan terikat tali di kedalaman puluhan meter, di bawah permukaan tanah.
Kasus kecelakaan di area gua saat musim hujan terjadi setahun kemudian, tepatnya Maret 2014. Seorang pengunjung tewas terpeleset saat berziarah di Gua Langse di Gabuk, Giricahyo, Kecamatan Purwosari.
“Jangan sampai penghujan ini muncul tragedi lagi di area gua,” ujar Budiharjo.
Budiharjo menuturkan, selain mewaspadai kawasan gua, awal pekan ini pihak BPBD pun juga memperbanyak pemasangan rambu larangan berteduh di 35 titik tebing dan bukit rawan longsor atau rubuh di sepanjang pesisir pantai selatan.
“Apapun kondisinya, meskipun hujan,jika ada larangan berteduh di bawah tebing pantai yang rawan longsor, harap ditaati,” ujar Budi.
Kepala Seksi Kesiapsiagaan BPBD Gunungkidul Nugroho Wahyu menuturkan, pengamanan di Gunungkidul dilakukan menyeluruh, tak hanya di wilayah berpotensi longsor yang menjadi langganan, seperti Kecamatan Nglipar, Gedangsari, Patuk, Semin, serta sebagian wilayah Ponjong.
“Kami juga mengawasi potensi bencana di kawasan khusus obyek-obyek wisata, terutama gua yang sekarang masih menjadi favorit wisatawan dibanding daerah pantai,” ujar Wahyu.
Kepala Bidang Produk Wisata Gunungkidul Hari Sukmono menuturkan pengamanan kawasan wisata menjadi prioritas yang telah disepakati dengan pihak BPBD, juga Tim Search And Rescue.
“Di tiap titik yang berpotensi menimbulkan bencana, seperti pantai, tak ada yang luput dari pemasangan rambu larangan atau imbauan, ” ujar Hari.
PRIBADI WICAKSONO