TEMPO.CO, Bandung - Sudah lebih dari satu pekan Kota Bandung diguyur hujan dengan intensitas sedang. Akibatnya, sejumlah ruas jalan di Kota Bandung direndam banjir. Hal ini diperburuk oleh belum maksimalnya fungsi drainase jalan yang berada di sejumlah titik Kota Bandung. Terhitung, ada 23 titik banjir yang merendam saat hujan tiba.
Sekretaris Dinas Bina Marga dan Perairan Kota Bandung Didi Ruswandi mengakui sistem drainase Kota Bandung belum optimal. Ia mengatakan buruknya sistem drainase Kota Bandung disebabkan oleh pemasangan sumur resapan yang salah. "Selain sedimentasi, pemasangan sumur resapan seharusnya dipasang di permukiman warga, bukan di jalan," ujar Didi, Jumat, 13 November 2015.
Ia mengatakan, untuk mengantisipasi titik banjir yang lebih banyak, pihaknya telah mencanangkan membuat 222 sumur resapan di sejumlah titik langganan banjir di Kota Bandung. "Setiap hari sebetulnya sudah dilakukan pengerukan juga," ujarnya. Namun ia mengklaim banjir tahun ini mengalami penurunan dibanding tahun lalu.
Kemarin, seorang pengemudi sepeda motor menjadi korban akibat terjangan banjir Cileuncang di kawasan Cikutra-Sadang Serang, Kota Bandung. Korban yang bernama Iyos Suryana, 70 tahun, terseret banjir saat sedang mengendarai sepeda motor di kawasan Sadang Serang. Ia jatuh dan terperosok masuk ke parit yang mengakibatkan tubuh korban hanyut terbawa air. Hingga saat ini, korban belum ditemukan.
Tim evakuasi yang terdiri atas Basarnas Jawa Barat, polisi, TNI, dan pemadam kebakaran hingga saat ini masih melakukan pencarian.
Kepala Badan SAR Nasional Kantor Bandung Anggit M. Satoto mengatakan, memasuki musim hujan seperti saat ini, potensi bencana, seperti tanah longsor dan banjir, harus diwaspadai. Termasuk banjir Cileuncang, ia mengatakan, masyarakat harus lebih hati-hati.
"Kemungkinan akan sering terjadi. Namun, kami berharap, bencana itu tidak terulang. Kami imbau kepada masyarakat, kalau sudah cuaca mendung, berhati-hati apabila melalui bantaran sungai," ujarnyaa.
IQBAL T LAZUARDI S