TEMPO.CO, Probolinggo - Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TN BTS) menutup sementara akses untuk naik ke kawah Gunung Bromo menyusul terjadinya peningkatan aktivitas gunung api dengan ketinggian 2329 meter di atas permukaan laut itu. "Sementara status waspada," kata Kepala Balai Besar TN BTS, Ayu Dewi Utari, Kamis, 12 November 2015.
Ayu mengatakan, wisatawan harus menjaga radius 1 kilometer dari kawah. "Sehingga wisatawan tidak direkomendasikan naik ke kawah," ujar Ayu.
Ihwal 'penutupan' akses naik ke kawah Bromo ini, TN BTS sudah memasang rambu-rambu larangan. Semua upaya juga sudah dilakukan, kata Ayu, termasuk memberitahukan ke pemilik jip untuk tidak mengantar wisatawan di radius kurang dari 1 kilometer dari kawah.
Ayu mengatakan, jumlah wisatawan Nusantara yang berkunjung ke kawasan Bromo di luar hari libur sebanyak 2.000-an orang. Sedangkan wisatawan asing per hari sekitar 50-an orang. Ayu memberikan alternatif lain yang bisa dikunjungi di kawasan Bromo selain naik kawah Bromo. "Ke Bromo kan bisa ke Penanjakan, Savana, dan Pasir Berbisik," ujar Ayu.
Berdasarkan data yang diperoleh Tempo dari Pos Pengamatan Gunung Api Bromo, Dusun Cemoro Lawang, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo menyebutkan, terjadi peningkatan gempa tremor dari sebelumnya amplitudo maksimum 0,5-2 mm atau 0,5-3 mm menjadi 0,5-4 mm pada Kamis malam, 12 November 2015.
Sedangkan berdasarkan pengamatan secara visual, kawah Gunung Bromo menyemburkan asap putih kelabu sedang-tebal dengan tekanan lemah-sedang. Padahal sebelumnya asap yang keluar putih tebal dengan tekanan lemah. Kendati terjadi peningkatan aktivitas vulkanik, status aktivitas Bromo masih tetap di level II (waspada).
"Statusnya masih waspada," kata petugas Pos Pengamatan Gunung Api Bromo, M Subhan. Subhan mengatakan, pola peningkatan seperti ini sebenarnya sering terjadi. "Tetapi tidak ada perubahan di visualnya," kata Subhan.
Subhan mengatakan, peningkatan gas yang keluar mengakibatkan tumbuhan kering dan mati. "Untuk yang sekarang ada perubahan di visualnya, dicirikan perubahan ketebalan asap dan warna asap beserta tekanannya," ujar Subhan menambahkan.
Gunung Bromo masuk ke dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru yang arealnya mencakup empat kabupaten, yakni Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Lumajang, dan Malang. Gunung Bromo terakhir erupsi pada 2010 atau lima tahun lalu. Bromo memiliki siklus erupsi 5 tahunan. Pada 2015 ini sebenarnya sudah masuk siklus erupsi Bromo.
DAVID PRIYASIDHARTA