Sebagai jurnalis, Derwin dikenal punya daya tembus tinggi. Tak hanya Indonesia, Derwin pernah melakukan wawancara eksklusif dengan mantan presiden Amerika Serikat George W. Bush, dan mantan Menteri Luar Negeri Condoleezza Rice.
Belakangan Derwin mendirikan firma konsultan Pereira Internasional. Dia juga menjadi Dewan Penasihat Sumitro Chair for Southeast Asia Studies.
Dalam situs perusahaannya, Derwin menyebutkan spesialisasi khusus di bidang konsultan komunikasi untuk Indonesia. Perusahaan konsultan politiknya itu berbasis di Singapura, menawarkan strategi kampanye, termasuk penataan media dan membangun citra untuk klien.
SIMAK: Isu Pelobi Jokowi di Amerika, Menteri Luhut: Pebisnis yang Pakai
Derwin pernah diminta melobi sejumlah tokoh di Amerika Serikat menjelang Pemilihan Presiden AS 2009. Ia disebut pula ikut berperan mempopulerkan Joko Widodo sebagai Wali Kota Solo sehingga bisa ikut pemilihan Gubernur DKI Jakarta dan pemilihan presiden. Dia pernah pula mengajak peneliti Indonesia sebagai pembicara di Amerika Serikat.
Jejak Pereira yang lain di Indonesia adalah menawarkan beasiswa ke Indonesia, melalui Derwin Pereira Graduate Fellowship--salah satunya program beasiswa Edward Mason. Program tersebut menyeleksi anak muda Indonesia untuk mengikuti pelatihan kepemimpinan. Di Indonesia, beasiswa itu ditangani oleh Ancora Foundation, yayasan milik mantan menteri perdagangan Gita Wirjawan.
Derwin Pereira juga mensponsori Derwin Pereira Indonesia Initiative (DPII) sejak 2012. Lewat program itu, Pereira memboyong ahli dan peneliti politik Center for Strategic and International Studies (CSIS) untuk menjadi pembicara di Washington DC, Amerika Serikat. Ridwan Kamil, Wali Kota Bandung, pernah diundang untuk itu. (Baca:Ridwan Kamil Pernah Gunakan Jasa Pereira PTD LTD)
SIMAK: Tiga Kejanggalan Isu Broker Lobi Jokowi ke Amerika