TEMPO.CO, Sidoarjo - Lima kuntum bunga bangkai ditemukan mekar di sebuah pekarangan rumah milik warga Dusun Legok, Desa Suko, Kecamatan Sukodono, Sidoarjo, Jawa Timur. Bunga berbau busuk itu ditemukan secara tidak sengaja oleh Dea Mahardian, warga setempat.
"Awalnya, saya menemukan dua kuntum bunga bangkai saat bersih-bersih pekarangan rumah," kata Dea, 31 tahun, kepada wartawan, Rabu, 11 November 2015. Kegiatan bersih-bersih itu ia lakukan sekitar tiga minggu lalu.
Saat pertama kali menemukan, Dea tidak mengetahui bahwa bunga yang tumbuh di samping pekarangan rumahnya itu adalah bunga bangkai. Namun, setelah dia penasaran dan mencari informasi dari Internet, ternyata dugaannya itu benar.
Setelah mengetahui hal tersebut, tak berselang lama, ia kembali melakukan penyisiran di sekitar penemuan awal. Ternyata, tak jauh dari penemuan pertama, dia mendapati tiga kuntum bunga bangkai lagi dalam satu lokasi. "Tapi, ya, masih saya biarkan saja waktu itu," ujarnya.
Namun bau tak sedap yang menyerbak tiap malam membuat dia dan tetangga dekatnya mulai terganggu. Sejak itu, Dea betul-betul memperhatikannya. Meski begitu, hingga kini para tetangga belum mengeluh. "Kalau protes, sih, masih belum ada," tuturnya.
Secara terpisah, koordinator peneliti Kebun Raya Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Dr Titut Yulisyarini, mengatakan bunga yang ditemukan Dea masih satu kerabat dengan Amorphopallus titanum (bunga bangkai raksasa), yakni Amorphopallus campanulapus atau biasa disebut suweg.
"Bedanya hanya pada ukuran dan habitat," ucapnya. Menurut Titut, Amorphopallus titanum hanya bisa ditemukan di hutan dan tumbuh hingga 2 meter. Sedangkan Amorphopallus campanulapus tumbuh lebih pendek. "Tapi keduanya sama-sama memiliki bau busuk."
NUR HADI