TEMPO.CO, Surabaya - Sebuah tabung berdiameter kira-kira 40 sentimeter tampak di muka tenda tamu undangan VIP di upacara peringatan Hari Pahlawan di Tugu Pahlawan, Surabaya, Selasa 10 November 2015. Secarik kertas berisi daftar tujuh mimpi anak bangsa yang diharapkan terjadi pada 2085 mendatang dimasukkan ke dalam tabung itu.
"Itu adalah Kapsul Waktu," kata Chandra Dinata, anggota Panitia Ekspedisi Kapsul Waktu, memperkenalkannya.
Dia menerangkan, kapsul itu singgah di Surabaya dalam ekspedisinya keliling Nusantara dari Banda Aceh di Provinsi Aceh pada 22 September 2015 menuju Merauke di Papua pada 21 Desember 2015 nanti. Ekspedisi Kapsul Waktu merupakan bagian dari gerakan Ayo Kerja yang dicanangkan Presiden Joko Widodo pada peringatan HUT RI ke-70 pada Agustus 2015.
Kapsul, kata Chandra, memuat mimpi Indonesia 70 tahun ke depan yakni pada 2085, termasuk mimpi Provinsi Jawa Timur yang sempat dibacakan di tengah upacara yang dipimpin Presiden Jokowi itu. "Mimpi dari masyarakat Jawa Timur yang ketika dirangkaikan akan menjadi tujuh mimpi anak bangsa," kata Gilang Ramadani saat mulai membacakan 'Gerakan Ayo Kerja Ekspedisi Kapsul Waktu 2015' itu
Ketujuh mimpi tersebut adalah yang pertama di sektor pertanian dan perikanan mampu memenuhi kebutuhan dalam dan luar negeri dengan tetap membudiyakan bibit asli Indonesia. Yang kedua adalah sistem pendidikan yang mampu melahirkan pribadi yang bermoral sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan mampu memimpin di bidang teknologi.
"Ketiga adalah kesejahteraa dan kemakmuran yang merata sampai pelosok negeri," ujar Gilang yang merupakan siswa dari Sekolah Dasar Negeri Pakis III Surabaya.
Poin keempat kemudian dibacakan oleh Aisyah, siswi dari SD Islam Terpadu Saroja Kota Surabaya. Dia mengatakan bahwa budaya dan tradisi luhur bangsa tetap terjaga.
Aisyah kemudian membacakan poin mimpi yang kelima tentang pemerintah yang stabil, adil, transparan, dan yang dapat mengakomodasi harapan dan cita-cita pendiri bangsa. Keenam, tentang bangsa yang sehat, kuat lahir dan batin, serta mampu beradaptasi di segala kondisi.
Aisya dan Gilang kemudian membacakan poin ketujuh secara bersama-sama. Isinya, Negara Kesatuan Republik Indonesia tetap dengan pertahanan dan keamanan yang memadai sehingga tercipta rasa aman dan nyaman masyakarat Indonesia.
EDWIN FAJERIAL