TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Multilateral Kementerian Luar Negeri, Hassan Kleib mengatakan, Indonesia akan menggelar Jakarta Meeting pada 27 dan 28 November 2015 untuk membahas masalah imigran gelap di kawasan regional. Acara tersebut akan mengundang negara asal, negara transit, dan negara tujuan imigran gelap tersebut.
"Kami mengusulkan Australia, Selandia Baru, dan beberapa organisasi internasional diundang sebagai tamu. Negara kawasan sangat terkait, seperti the country of origin, seperti Myanmar, Bangladesh, Sri Lanka, juga kami undang untuk duduk bersama," kata Hasan di sela acara UN Day, di Jakarta, 10 November 2015.
Hassan mengatakan, pertemuan itu akan fokus pada penyelesaian masalah di negara asal imigran. "Kenapa di sana mereka memutuskan untuk keluar dan melakukan perjalanan?" katanya. Menurut dia, diperlukan kerja sama dengan negara asal untuk mencari solusi. "Bagaimana membuat mereka nyaman dan bagaimana mendengarkan mereka," katanya.
Menurut Hassan, meskipun Indonesia saat ini dijadikan tempat transit, tak menutup kemungkinan para imigran gelap akan memilih menetap di Indonesia jika ditolak negara tujuannya. "Misal mereka mau ke Australia tetapi tidak bisa masuk, akhirnya kembali ke Indonesia," kata Hassan.
Jakarta Meeting diharapkan bisa menghasilkan kesepakatan dari 14 negara yang diundang dan langsung melakukan aksi konkret guna mengatasi masalah imigran tersebut. "Negara tujuan tidak bisa lepas tangan, apa langkah yang bisa disumbangkan negara tujuan kepada negara asal," katanya.
ARKHELAUS WISNU