Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

10 November dan Kisah Don Bosco yang Dikuras Bung Tomo

Editor

Sunu Dyantoro

image-gnews
Gedung Don Bosco Surabaya yang pernah jadi arsenal Jepang. Bung Tomo merebut senjata dari gedung ini pada Pertempuran Surabaya 1945.(Tempo/Mohammad Syarrafah)
Gedung Don Bosco Surabaya yang pernah jadi arsenal Jepang. Bung Tomo merebut senjata dari gedung ini pada Pertempuran Surabaya 1945.(Tempo/Mohammad Syarrafah)
Iklan

TEMPO.COSurabaya - Gedung Panti Asuhan Don Bosco di Jalan Raya Tidar Nomor 115, Surabaya, yang berdiri sejak 1937, merupakan saksi sejarah arek-arek Surabaya dalam bertempur melawan tentara Sekutu, yang membonceng tentara Belanda yang hendak menjajah kembali Indonesia pada 10 November 1945. Di tempat ini, Bung Tomo menuliskan sejarah bersama tokoh Surabaya lainnya: merebut gudang senjata itu dari Jepang untuk digunakan bertempur menggempur Sekutu.  

Lempeng batu prasasti mengenang perebutan senjata itu menempel di bagian luar dinding gedung, dekat pintu gerbang utama kompleks panti asuhan ini. Pengelola Yayasan Don Bosco, Louis Wignya Karyana, 73 tahun, mengatakan yayasan ini berdiri pada 8 Desember 1927 didirikan oleh Pastor G.J. TerVeer, yang menjadi direktur pertama pada 1927-1933. Adapun pengesahan di tangan notaris F.B. Breg dilakukan dengan nomor akta 39. 

Baca juga:
Bung Tomo: Pekik Allahu Akbar hingga Kritik Sukarno & Mahasiswi Nakal
Kisah Hidup Ely Sugigi: Bermula dari Mengurus Penonton Acara TV  

Pada awal berdirinya, yayasan ini sudah banyak mempunyai tanggung jawab untuk mengasuh anak-anak. Namun, karena belum memiliki gedung sendiri, akhirnya anak-anak itu ditampung di panti-panti lain dan di rumah pondokan. “Panti pertama di rumah sewaan di Jalan Ngemplak Nomor 7-8, Surabaya, tepatnya pada 2 Desember 1931,” kata Louis, Sabtu, 24 Oktober 2015.

Pada 9 Oktober 1936, Yayasan Don Bosco mampu membeli tanah pertama di Jalan Tidar. Satu tahun berikutnya, mulai dibangun panti di daerah tersebut. Pada 16 November 1937, Panti Don Bosco pindah ke panti baru di Jalan Tidar. Lalu, satu bulan setelah itu, dibuka taman kanak-kanak di panti tersebut. 

Selanjutnya, masa perkembangan yayasan ini pun tiba. Tahun-tahun berikutnya, pengelola juga membuka sekolah teknik pada 25 April 1938. Berikutnya, dibuka Sekolah Dasar Don Bosco pada 3 Januari 1939. Kemudian Don Bosco membeli tanah lagi di sekitar gedung itu, sehingga pada 13 Agustus 1939 yayasan membuka panti kedua. 

Namun, pada 1942-1945, anak-anak panti asuhan tersebut harus diungsikan ke salah satu gedung di depan Katedral Surabaya, di Jalan Polisi Istimewa, sekitar 4 kilometer dari Don Bosco. Sebab, Jepang menjadikan gedung Don Bosco sebagai gudang senjata pada masa itu. “Jumlah anak-anak yang diungsikan sekitar 270,” ujar Louis.

Pada 22 Oktober 1947, SD Don Bosco dibuka kembali. Tahun berikutnya, TK Don Bosco juga sudah bisa dibuka kembali, dan Yayasan Panti Asuhan Don Bosco terus berkembang pesat hingga saat ini. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tempo diberi kesempatan melihat lokasi yang dulu dijadikan tempat rongsokan senjata. Kini, lokasi itu sudah berubah menjadi lapangan. Louis juga menunjukkan bangunan gedung kuno itu dengan mengajak Tempo menelusuri lorong-lorong bangunan. Anak-anak panti yang sedang bermain menambah kehangatan kala itu.

Kamar demi kamar sangat rapi. Ada kamar tidur, kamar makan, kamar belajar bersama, serta beberapa kamar lain yang ditata rapi. Sepanjang lorong gedung merupakan bangunan kuno, termasuk tiang-tiangnya yang sebagian dari besi rel kereta api yang sangat kokoh. “Bangunan utama di sini tidak boleh diubah, ya seperti ini adanya,” tuturnya.

MOHAMMAD SYARRAFAH

Baca juga:
Bung Tomo: Pekik Allahu Akbar hingga Kritik Sukarno & Mahasiswi Nakal
Kisah Hidup Ely Sugigi: Bermula dari Mengurus Penonton Acara TV  

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Legenda Lagu Hari Lebaran Karya Ismail Marzuki, Begini Lirik Lengkapnya

7 hari lalu

Komponis Ismail Marzuki. Wikipedia
Legenda Lagu Hari Lebaran Karya Ismail Marzuki, Begini Lirik Lengkapnya

Ismail Marzuki menciptakan lagu tentang Hari Lebaran yang melegenda. Begini lirik dan profil pencipta lagu tentang Lebaran ini?


Akibat Awan Tebal, Hilal di Surabaya Tak Tampak

10 hari lalu

Petugas melakukan pemantauan hilal atau rukyatulhilal di Kanwil Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi DKI Jakarta, Jakarta, Selasa, 9 April 2024. Kementerian Agama menurunkan tim ke 120 lokasi di seluruh Indonesia untuk memantau hilal yang hasilnya akan dibahas dalam sidang isbat guna menentukan 1 Syawal 1445 H. ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Akibat Awan Tebal, Hilal di Surabaya Tak Tampak

Para peneliti dari Universitas Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya tak melihat hilal akibat tertutup awan.


Profil Usmar Ismail, Wartawan yang Jadi Bapak Film Nasional

20 hari lalu

Usmar Ismail. Dok.Kemendikbud
Profil Usmar Ismail, Wartawan yang Jadi Bapak Film Nasional

Usmar Ismail dikenal sebagai bapak film nasional karena peran penting dalam perfilman Indonesia, Diberi gelar pahlawan nasional oleh Jokowi.


Ini Capaian Eri Cahyadi-Armuji Tiga Tahun Memimpin

30 hari lalu

Ini Capaian Eri Cahyadi-Armuji Tiga Tahun Memimpin

Berbagai terobosan dan inovasinya dapat dirasakan langsung oleh warganya.


Jika Prabowo Jadi Presiden, Butet Kertaradjasa Cemas Soeharto Ditetapkan Pahlawan Nasional

17 Februari 2024

Seniman monolog Butet Kartaredjasa menanggapi pelaporan dirinya ke polisi oleh relawan Presiden Jokowi. Tempo/Pribadi Wicaksono.
Jika Prabowo Jadi Presiden, Butet Kertaradjasa Cemas Soeharto Ditetapkan Pahlawan Nasional

Seniman Butet Kertaradjasa cemas bila Prabowo Subianto menjadi presiden menghidupkan kembali Orde Baru


Rekomendasi Destinasi Wisata Kawasan Pecinan di Surabaya Saat Libur Tahun Baru Imlek

8 Februari 2024

Gerbang Pecinan Kya-Kya di Surabaya (Sumber: shutterstock)
Rekomendasi Destinasi Wisata Kawasan Pecinan di Surabaya Saat Libur Tahun Baru Imlek

Libur tahun baru imlek, kunjungan wisata ke kampung pecinan menjadi pilihan. Berikut rekomendasi destinasi wisata pecinan yang unik di Kota Surabaya


Pemuda Muhammadiyah: Rompi Biru Wali Kota Surabaya Tidak Bernuansa Politik

6 Februari 2024

Pemuda Muhammadiyah: Rompi Biru Wali Kota Surabaya Tidak Bernuansa Politik

Eri Cahyadi dinilai sejalan dengan semangat Pemuda Muhammdiyah menjadikan Surabaya yang maju dan religius.


Anies Baswedan Sebut Nama John Lie Saat Bertemu Komunitas Indonesia Tionghoa, Siapa Dia?

4 Februari 2024

John Lie.
Anies Baswedan Sebut Nama John Lie Saat Bertemu Komunitas Indonesia Tionghoa, Siapa Dia?

Anies Baswedan menyebut nama John Lie saat acara Desak Anies bersama Komunitas Indonesia Tionghoa, di Glodok, Jakarta. Siapa John Lie?


Perayaan Natal di Taman Surya, Balai Kota Surabaya

12 Januari 2024

Perayaan Natal di Taman Surya, Balai Kota Surabaya

Puluhan ribu umat Kristiani memeriahkan malam Natal di Taman Surya


Kisah Lafran Pane Pendiri HMI dalam Film Lafran Akan Tayang Februari 2024, Begini Perjuangannya

1 Desember 2023

Lafran Pane. wikipedia.com
Kisah Lafran Pane Pendiri HMI dalam Film Lafran Akan Tayang Februari 2024, Begini Perjuangannya

Lafran Pane merupakan pendiri organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Film Lafran tayang pada Februari 2024. Berikut biografinya.