Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hari Pahlawan, Bung Tomo Kuras Senjata di Arsenal Jepang

Editor

Sunu Dyantoro

image-gnews
Gedung Don Bosco Surabaya yang pernah jadi arsenal Jepang. Bung Tomo merebut senjata dari gedung ini pada Pertempuran Surabaya 1945.(Tempo/Mohammad Syarrafah)
Gedung Don Bosco Surabaya yang pernah jadi arsenal Jepang. Bung Tomo merebut senjata dari gedung ini pada Pertempuran Surabaya 1945.(Tempo/Mohammad Syarrafah)
Iklan

TEMPO.COSurabaya - Dua salib besar pada dinding menjadi penanda bangunan di Jalan Raya Tidar Nomor 115, Surabaya itu. Halamannya asri dan rindang. Pepohonan menghiasi bangunan kuno yang bercat kuning itu. Pada teras depan gedung terdapat tulisan Panti Asuhan Don Bosco. Memasuki gedung itu, hawa sejuk mengusir terik matahari Kota Surabaya. Pada dinding ruangan utama bangunan terdapat foto-foto pendiri panti, juga foto gedung mulai dari masa lalu sampai saat ini. Kompleks panti asuhan ini berdiri di atas bidang tanah sekitar 4,5 hektare.

Bangunan bergaya Belanda yang berdiri sejak 1937 ini merupakan saksi sejarah arek-arek Surabaya ketika bertempur melawan tentara Sekutu, dengan membonceng tentara Belanda yang hendak menjajah kembali Indonesia pada 10 November 1945. Di tempat ini, Bung Tomo menuliskan sejarah bersama tokoh Surabaya lainnya, merebut gudang senjata itu dari Jepang untuk digunakan bertempur menggempur Sekutu.

Lempeng batu prasasti yang mengenang perebutan senjata itu terletak di bagian luar dinding gedung, dekat pintu gerbang utama kompleks panti asuhan. Pengelola Yayasan Don Bosco, Louis Wignya Karyana (73 tahun) mengatakan, sangat kuat alasan Jepang memanfaatkan gedung Don Bosco itu untuk gudang senjata dan markas mereka. 

Baca juga:
Bung Tomo: Pekik Allahu Akbar hingga Kritik Sukarno & Mahasiswi Nakal
Kisah Hidup Ely Sugigi: Bermula dari Mengurus Penonton Acara TV


Hal ini dikarenakan gedung itu sangat luas, dilengkapi dengan bangsal-bangsal untuk tidur, dapur, ruangan kantor, dan berbagai ruangan lainnya. Letak gedung Don Bosco kala itu berada di kawasan pinggiran barat Kota Surabaya. “Lokasinya strategis untuk menghalau musuh dari arah barat Kota Surabaya,” kata Louis Wignya Karyana ketika ditemui Tempo di kantornya, Sabtu, 24 Oktober 2015.

Kini, letak Gedung Don Bosco berada tidak jauh dari jantung Kota Surabaya. Gedung ini berada sekitar 2 kilometer di sisi barat laut Gedung Grahadi di Jalan Gubernur Suryo, yang kini menjadi kantor dinas Gubernur Jawa Timur Soekarwo. Selain itu, Gedung ini hanya berjarak sekitar 2 kilometer dari Hotel Yamato, kini bernama Hotel Majapahit, di kawasan Tunjungan. Hotel tersebut menjadi saksi sejarah pertempuran Surabaya pada November 1945. Bendera Belanda merah-putih-biru disobek pada bagian warna birunya sehingga hanya berkibar bendera merah putih. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Louis Wignya Karyana mengingat, pada tahun 1950-an masih tersisa rongsokan senjata laras panjang, mitraliur, peluru, dan jip. Ia juga menyatakan, di halaman gedung itu, di dekat gerbang masuk gedung Don Bosco ditemukan bungker dari sejumlah tempat. Namun, karena pengembangan sekolah, bungker itu dibongkar, dan saat ini dibangun pos satpam di atas lahan itu.

Louis memastikan bahwa bungker itu dihubungkan dengan lorong-lorong bawah tanah. Tapi, ia tidak tahu sampai ke mana lorong bungker itu berujung. “Bisa jadi sampai ke halaman utama gedung utama, atau bahkan ke tempat lain,” ujarnya.

MOHAMMAD SYARRAFAH

Baca juga:
Bung Tomo: Pekik Allahu Akbar hingga Kritik Sukarno & Mahasiswi Nakal
Kisah Hidup Ely Sugigi: Bermula dari Mengurus Penonton Acara TV

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Reza Rahadian Mengaku tertarik Perankan Leluhurnya, Siapa Thomas Matulessy?

2 hari lalu

Ketua Komite Festival Film Indonesia atau FFI 2021, Reza Rahadian saat menghadiri peluncuran FFI 2021 secara virtual pada Kamis, 15 Juli 2021. Dok. FFI 2021.
Reza Rahadian Mengaku tertarik Perankan Leluhurnya, Siapa Thomas Matulessy?

Dalam YouTube Reza Rahadian mengaku tertarik memerankan Thomas Matulessy jika ada yang menawarkan kepadanya dalam film. Apa hubungan dengannya?


Legenda Lagu Hari Lebaran Karya Ismail Marzuki, Begini Lirik Lengkapnya

10 hari lalu

Komponis Ismail Marzuki. Wikipedia
Legenda Lagu Hari Lebaran Karya Ismail Marzuki, Begini Lirik Lengkapnya

Ismail Marzuki menciptakan lagu tentang Hari Lebaran yang melegenda. Begini lirik dan profil pencipta lagu tentang Lebaran ini?


Akibat Awan Tebal, Hilal di Surabaya Tak Tampak

13 hari lalu

Petugas melakukan pemantauan hilal atau rukyatulhilal di Kanwil Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi DKI Jakarta, Jakarta, Selasa, 9 April 2024. Kementerian Agama menurunkan tim ke 120 lokasi di seluruh Indonesia untuk memantau hilal yang hasilnya akan dibahas dalam sidang isbat guna menentukan 1 Syawal 1445 H. ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Akibat Awan Tebal, Hilal di Surabaya Tak Tampak

Para peneliti dari Universitas Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya tak melihat hilal akibat tertutup awan.


Profil Usmar Ismail, Wartawan yang Jadi Bapak Film Nasional

24 hari lalu

Usmar Ismail. Dok.Kemendikbud
Profil Usmar Ismail, Wartawan yang Jadi Bapak Film Nasional

Usmar Ismail dikenal sebagai bapak film nasional karena peran penting dalam perfilman Indonesia, Diberi gelar pahlawan nasional oleh Jokowi.


Ini Capaian Eri Cahyadi-Armuji Tiga Tahun Memimpin

33 hari lalu

Ini Capaian Eri Cahyadi-Armuji Tiga Tahun Memimpin

Berbagai terobosan dan inovasinya dapat dirasakan langsung oleh warganya.


Jika Prabowo Jadi Presiden, Butet Kertaradjasa Cemas Soeharto Ditetapkan Pahlawan Nasional

17 Februari 2024

Seniman monolog Butet Kartaredjasa menanggapi pelaporan dirinya ke polisi oleh relawan Presiden Jokowi. Tempo/Pribadi Wicaksono.
Jika Prabowo Jadi Presiden, Butet Kertaradjasa Cemas Soeharto Ditetapkan Pahlawan Nasional

Seniman Butet Kertaradjasa cemas bila Prabowo Subianto menjadi presiden menghidupkan kembali Orde Baru


Rekomendasi Destinasi Wisata Kawasan Pecinan di Surabaya Saat Libur Tahun Baru Imlek

8 Februari 2024

Gerbang Pecinan Kya-Kya di Surabaya (Sumber: shutterstock)
Rekomendasi Destinasi Wisata Kawasan Pecinan di Surabaya Saat Libur Tahun Baru Imlek

Libur tahun baru imlek, kunjungan wisata ke kampung pecinan menjadi pilihan. Berikut rekomendasi destinasi wisata pecinan yang unik di Kota Surabaya


Pemuda Muhammadiyah: Rompi Biru Wali Kota Surabaya Tidak Bernuansa Politik

6 Februari 2024

Pemuda Muhammadiyah: Rompi Biru Wali Kota Surabaya Tidak Bernuansa Politik

Eri Cahyadi dinilai sejalan dengan semangat Pemuda Muhammdiyah menjadikan Surabaya yang maju dan religius.


Anies Baswedan Sebut Nama John Lie Saat Bertemu Komunitas Indonesia Tionghoa, Siapa Dia?

4 Februari 2024

John Lie.
Anies Baswedan Sebut Nama John Lie Saat Bertemu Komunitas Indonesia Tionghoa, Siapa Dia?

Anies Baswedan menyebut nama John Lie saat acara Desak Anies bersama Komunitas Indonesia Tionghoa, di Glodok, Jakarta. Siapa John Lie?


Perayaan Natal di Taman Surya, Balai Kota Surabaya

12 Januari 2024

Perayaan Natal di Taman Surya, Balai Kota Surabaya

Puluhan ribu umat Kristiani memeriahkan malam Natal di Taman Surya