TEMPO.CO, Surabaya - Rumah kuno, di Jalan Bubutan VI nomor 2 Surabaya. Rumah bercat hijau itu terawat dan bersih. Bangunan rumah itu dilengkapi dengan dua jendela dan satu pintu masuk. Lantainya yang bersih terbuat dari keramik kuno. Di teras rumah itu terdapat plakat hijau bertuliskan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kota Surabaya, disertai pula dengan lambang NU dengan bintang sembilannya.
Sementara di sebelah timur bangunan itu, terdapat monumen resolusi Jihad NU yang berisi naskah lengkap resolusi jihad fisabilillah. Monumen itu diresmikan dan ditandatangani oleh Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, KH. Said Aqil Siroj pada 22 Oktober 2011.
Resolusi Jihad merupakan bagian penting dari Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya. Choirul Anam, penulis buku Pertumbuhan dan Perkembangan NU mengatakan, Resolusi Jihad ini menambah semangat kepada arek Surabaya. "Sebab, melawan penjajah Belanda adalah jihad," kata Choirul Anam ketika ditemui di rumahnya di Surabaya, Oktober 2015 lalu.
Bung Tomo ikut menggelorakan semangat jihad itu, dengan cara meneriakkan “Allahu Akbar…” dalam membuka dan menutup pidatonya. Resolusi ini lahir ketika Rais Akbar NU, KH Hasyim Asyari memanggil konsul NU se-Jawa dan Madura untuk rapat besar gedung itu pada 21 dan 22 Oktober 1945. Sebelumnya, pada 17 September 1945, Hasyim Asy’ari secara pribadi telah mengeluarkan fatwa jihad yang intinya sama dengan Resolusi Jihad.
Isi pokok Resolusi Jihad adalah: mempertahankan proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945; pemerintah Republik Indonesia sebagai pemerintah yang sah wajib dibela; jihad melawan Belanda merupakan kewajiban bagi setiap orang Islam.
Memasuki ruang tamu, nampak lemari yang dipenuhi kitab kuning, di ruang tamu itu juga terdapat keramik yang menempel di tembok bertuliskan: Gedung Bubutan VI/2 Surabaya, milik: Nahdlatul Ulama Cabang Kotamadya Surabaya diresmikan 11 Desember 1980 Masehi. Di bawahnya, terdapat keterangan bangunan itu ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya pada 11 Desember 2013.
Setelah ruang tamu itu, terdapat ruangan yang luas sekitar 10x6 meter, di ruangan itu berkibar dua bendera merah putih yang ditancapkan ke kayu, di ruang itu pula terdapat foto besar KH Hasyim Asy’ari sebagai pendiri sekaligus rais akbar Nahdlatul Ulama.
MOHAMMAD SYARRAFAH