TEMPO.CO, Surabaya - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan pemberian gelar pahlawan nasional untuk mantan presiden Soeharto dan KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur masih menunggu saat yang tepat. Menurut Khofifah, Tim Peneliti Pengkaji Gelar Pusat sebetulnya telah selesai membahas pemberian gelar bagi Soeharto dan Gus Dur.
Hasil pembahasan Tim Peneliti Pengkaji Gelar Pusat tersebut juga sudah disampaikan ke Kementerian Sosial. Dari Kementerian Sosial, hasil kajian itu diteruskan ke Dewan Gelar. “Tidak ada catatan keberatan untuk dua tokoh tersebut. Hanya saja Dewan Gelar masih mengendapkan dan menunggu saat yang tepat,” ujar Khofifah usai menjadi pembicara sebuah diskusi di Surabaya, Senin, 9 November 2015.
Untuk tahun ini, ujar Khofifah, sebenarnya Tim Peneliti Pengkaji Gelar Pusat menyeleksi 13 tokoh calon penerima gelar pahlawan. Namun saat diajukan ke Dewan Gelar, hanya empat yang lolos. Mereka adalah Bernard Wilhem Lapian, Mas Isman, Komisaris Jenderal Moehammad Jasin dan I Gusti Ngurah Made Agung.
Adapun Ki Bagus Hadikusumo yang tahun ini turut dianugerahi gelar pahlawan merupakan usulan yang disetujui sejak tiga tahun lalu. “Dari Dewan Gelar yang diajukan untuk mendapat Keputusan Presiden penganunerahan gelar pahlawan hanya lima tokoh itu,” tutur Khofifah.
Sebelumnya Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Syaifullah Yusuf, berharap Presiden Joko Widodo segera menetapkan Gus Dur sebagai pahlawan. Menurut dia usulan agar Gus Dur dianugerahi gelar pahlawan telah diajukan ke pemerintah sejak 2011.
“Semua persyaratan formalnya sudah selesai diajukan ke pusat, kami tinggal menunggu,” kata Saifullah di sela bedah buku Revolusi Pancasila di Kantor Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur Senin siang.
Menurut Saifullah, Menteri Khofifah saat meresmikan patung Gus Dur masa kecil di Taman Amir Hamzah, Jalan Pengangsaan, Jakarta Pusat mengatakan bahwa proses peryaratan Gus Dur sebagai pahlawan nasional sudah masuk Dewan Gelar pada 2015.
KUKUH S. WIBOWO | EDWIN FAJERIAL