TEMPO.CO, Jakarta - Nama Michael Buehler mencuat ketika tulisannya berjudul “Waiting in the White House Lobby” hadir di laman New Mandala. Tulisan itu menyebutkan ada jasa pelobi dari Singapura yang digunakan pemerintah Indonesia agar dapat mempertemukan Presiden Joko Widodo dengan Presiden Amerika Serikat Barack Obama.
Kontan respons menghambur dari Istana. Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan membantah tudingan Buehler. Menurut dia, tak mungkin Indonesia melakukan lobi semacam itu untuk mempertemukan kedua pemimpin. Bahkan Menteri Luar Negeri Retno L.P. Marsudi menyatakan pertemuan tersebut diatur atas undangan Obama seusai pertemuan APEC tahun lalu.
Namun Retno mengakui dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk mempertemukan keduanya. Kementerian Luar Negeri pun menyatakan artikel Buehler tidak akurat, tidak berdasar, dan hanya fiksi. Buehler pun menjadi sorotan. Siapakah pengajar ilmu politik di University of London tersebut?
Buehler merupakan dosen comparative politics di Department Politics and International Studies School of Oriental and African Studies (SOAS) University of London. Ia berfokus pada studi politik Asia Tenggara dengan kajian bidang hubungan antara negara dan masyarakat di bawah demokratisasi serta desentralisasi.
Menurut basis data di halaman SOAS University of London, dia memang banyak menulis tentang Indonesia. Beberapa tulisannya mengulas tentang hubungan antara agama, politik, dan negara. Antara lain “Subnational Islamization through Secular Parties: Comparing Shari'a Politics in Two Indonesian Province” yang dipublikasikan Insight Turkey pada 2009.
Selain itu, Buehler menerbitkan tulisan “Decentralisation and Local Democracy in Indonesia: The Marginalisation of the Public Sphere” pada 2012 dan “Elite Competition and Changing State-Society Relations: Shari'a Policymaking in Indonesia” tahun 2014.
Sebelumnya juga, pada 2009, Buehler menulis persoalan demokrasi di Indonesia. Tulisannya “The Rising Importance of Personal Networks in Indonesian Local Politics: An Analysis of the District Government Head Election in South Sulawesi” dimuat dalam jurnal ISEAS. Dan pada 2010, ia menulis artikel “Political Reform in Indonesia After Soeharto” yang dimuat dalam jurnal Indonesia.
Masih banyak artikel, buku, dan jurnal yang menunjukkan ia memiliki perhatian khusus pada Indonesia. Buehler, seperti dilansir BBC, menyatakan tulisan mengenai sepak terjang para makelar pertemuan Jokowi-Obama bersumber dari dokumen yang bisa diakses publik. "Sumber tempat saya mendapatkannya adalah open access, jadi semua orang bisa mendapatkannya," ucapnya.
Ia menilai banyak media di Indonesia keliru mengutip tulisannya. Ia mengaku tidak menuturkan perusahaan di Singapura memfasilitasi pertemuan kedua kepala negara. "Yang saya tulis dalam artikel pada prinsipnya ada kontrak seseorang membayar uang ke Pareira Limited di Singapura yang diberikan kepada perusahaan di Las Vegas, R&R Partners, sebesar US$ 80 ribu untuk konsultasi dalam kaitannya dengan kunjungan Presiden Joko Widodo ke Amerika Serikat," kata Buehler.
BBC | ARKHEALUS WISNU
BACA JUGA
Ini Tantangan Luhut untuk Pengunggah Dokumen Lobi Jokowi
Geger Uang Lobi Jokowi Ketemu Obama: Ini Reaksi Istana