TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Tim Kampanye pasangan Tri Rismaharini-Whisnu Sakti Buana, Didik Prasetiyono, menuding pertanyaan yang diajukan kepada pasangan Rasiyo-Lucy Kurniasari ada yang bocor. Alasannya, ketika beberapa kali moderator, Mohammad Nasih, mengajukan pertanyaan, Lucy langsung menjawab sambil membaca kertas yang disiapkan sebelumnya.
"Bahkan, dia seakan tak membuka kertas lainnya, jadi langsung dijawab dengan membaca," kata Didik usai debat publik Pemilihan Kepala Daerah Surabaya di Hotel Shangri-la, Surabaya, Jumat malam, 6 November 2015. Tempo masih berupaya meminta konfirmasi terkait dugaan bocoran soal pertanyaan debat tersebut kepada pasangan Lucy-Rasio.
PILKADA SURABAYA
Rasiyo-Lucy Bertekad Pukul KO Risma-Whisnu di Debat Hari Ini
Debat Risma Vs Rasiyo, Soekarwo: Tema yang Pas Box Culvert
Pada debat pertama, calon Wali Kota Surabaya Lucy tampak hanya bungkam ketika moderator melontarkan pertanyaan. Rasio yang paling banyak bicara sebagai pendampingnya. Pasangan yang diusung Partai Demokrat dan Partai Amanat Nasional itu membela mitranya itu lantaran memang ada pembagian tugas dalam beberapa tema debat sehingga Lucy sengaja banyak diam.
Menurut Didik, tim kampanye pasangan Risma-Whisnu meminta Panitia Pengawas Pemilu Kota Surabaya agar memberi penjelasan ihwal dugaan potensi bocornya pertanyaan moderator dan kandidat lain yang menjawab dengan membaca buku catatan. "Seolah mereka konsisten dengan pertanyaan moderator yang harusnya tidak bisa ditebak," ucap dia.
Didik meminta pada debat terakhir pada 27 November 2015, kerahasiaan pertanyaan dijaga baik oleh KPU Kota Surabaya dan moderator yang ditunjuk. Namun, tim Risma-Whisnu mengaku sangat puas terhadap penampilan pasangan calon yang mereka usung. Pasalnya, pasangannya inkumben itu mampu secara lugas menampilkan pokok pikiran tentang Surabaya.
BACA JUGA
Dandim Teman Arzetti Bilbina Akhirnya Dicopot dari Jabatan
Dicopot, Inilah Aktivitas Dandim Teman Arzetti Bilbina
Misalnya mereka mampu mengutarakan Surabaya sebagai kota miniatur dunia, sebagai Indonesia kecil, juga sebagai kota yang mengayomi keberagaman kebhinnekaan etnis dan berbagai kelompok. "Mereka menunjukkan kekompakan atau team-work yang akan tergambar baik apabila mendapatkan kembali kepercayaan rakyat periode kedua nanti," ujarnya.
Pasangan calon yang diusung oleh PDI Perjuangan tersebut kembali secara tegas menyampaikan bahwa Arek-arek Suroboyo harus menjadi tuan dan nyonya dalam kemajuan Kota Surabaya, dengan membentuk generasi unggul, bermental pejuang, dan pantang menyerah tanpa meninggalkan jati diri sebagai Arek Suroboyo.
MOHAMMAD SYARRAFAH
BERITA MENARIK
Plt Gubernur Sumatera Utara: Gatot Itu seperti Raja
Bantah Mundur, Menteri Susi Akui Terima Banyak Tekanan