TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Bandara Internasional Lombok menyebutkan intensitas abu vulkanik letusan Gunung Barujari di Kota Mataram, Jumat, 6 November 2015 menurun dibandingkan hari sebelumnya.
"Informasi BMKG mengatakan penurunan itu disebabkan arah angin pada Jumat siang beralih ke arah selatan," kata Kepala BPBD Kota Mataram, H Supardi, di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Jumat.
Supardi yang ditemui di sela pembagian 10 ribu masker pada hari kedua mengatakan kendati BMKG menyebutkan bahwa intensitas abu vulkanik yang masuk ke Kota Mataram menurun, masyarakat harus tetap waspada.
"Arah angin ini kan berubah-ubah, jadi siapa tahu nanti (Jumat) malam angin beralih ke barat," katanya.
Terkait dengan itu, Supardi tetap melakukan aksi pembagian masker kepada para pengguna jalan yang hari ini dilakukan di empat titik.
Pembagian masker Jumat mencapai 10 ribu masker jauh lebih banyak dibandingkan pada Kamis, 5 November 2015 yang hanya 2 ribu masker.
Pembagian masker gratis sebagai langkah antisipasi mencegah risiko dari dampak letusan Gunung Barujari dengan ketinggian 2.376 mdpl itu dilakukan pada empat titik itu, yakni di persimpangan kantor Wali Kota Mataram, Tanah Haji dan persimpangan Cakranegara.
Selain itu dibagikan juga kepada kalangan pegawai negeri sipil (PNS) yang sedang melaksanakan kegiatan gotong royong di Kebon Roek, Ampenan.
"Jadi selain menghindari abu vulkanik, juga mengindarkan mereka dari debu kotoran," sebutnya.
Menurut dia, selain membagikan masker gratis, BPBD Kota Mataram juga memberikan selebaran kepada masyarakat yang berisi imbauan.
Dalam selebaraan itu, BPBD Mataram mengimbau agar masyarakat menggunakan masker dan kacamata saat keluar rumah atau berada di jalan agar abu vulkanik tidak terhirup dan tidak kena mata.
Dengan demikian, masyarakat bisa terhindar dari penyakit infeksi saluran pernapasan terutama bagi ibu, anak balita dan para lanjut usia.
"Ratusan selebaran yang kita sebar itu diharapkan dapat ditempel masyarakat pada tempat-tempat strategis agar dapat dibaca oleh masyarakat lainnya," katanya.
ANTARA