TEMPO.CO, Jakarta - Pengakuan mengejutkan datang dari dokter Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Herdiman Theodorus Pohan, 67 tahun. Dokter Spesialis Penyakit Dalam ini tidak hanya mengakui menerima uang dari perusahaan PT Interbat, tetapi ia juga membeberkan penggunaan dari duit yang diterimanya tersebut.
Ia menceritakan, ketika menjadi Kepala Divisi Infeksi Tropik RSCM sekitar 1990-an, Herdiman pernah meminta tolong kepada Direktur Interbat Noto Sukamto. "Jadi, dulu setiap kali Interbat butuh pembicara, dari saya, tapi tolong saya ini butuh nyekolahin semua anak buah saya," ujarnya.
Kata Herdiman, Interbat merupakan salah satu perusahaan farmasi yang banyak membantu dengan membiayai pendidikan spesialis sampai program S3 beberapa dokter yang jadi anak buahnya di RSCM. "Salah satu penyumbang terbesar waktu Noto pegang jabatan. Kenapa? Karena dia konsen sekali," katanya.
Oktober lalu, Noto Sukamto berusaha dikonfirmasi tapi enggan menjawab pertanyaan Tempo. Ia menyerahkannya kepada pengacara Interbat, Pieter Talaway, untuk menjawab konfirmasi media ini. (Baca: Diduga Suap Ribuan Dokter, Begini Jawaban Interbat)
Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini menjelaskan, setiap kali menerima sponsor dari perusahaan farmasi, uang tersebut terlebih dahulu diterima oleh Direktur RSCM. Lalu, "Kami mengambilnya dari direktur rumah sakit," kata Herdiman.
Namun, ujar dia, jika sponsor itu diterima berkaitan dengan posisinya sebagai Guru Besar Fakultas Kedokteran UI, uang akan terlebih dahulu masuk ke Dekan, lalu diterima oleh Herdiman. "Paling cuma uang kecil-kecil. Tapi tidak apa-apanya dibandingin dengan ilmunya," ucap Herdiman. Ia mengatakan uang sponsor tersebut semuanya untuk kegiatan ilmiah dan penelitian.
Direktur RSCM Soejono mengakui memang rumah sakit pernah menerima sponsor dari perusahaan farmasi untuk kepentingan kegiatan ilmiah, pendidikan, serta penelitian. Tapi, kata dia, dokter tidak bisa menerima langsung duit dari sponsor. Rumah sakit akan mengatur dokter yang berkompeten mengikuti kegiatan ilmiah dari sponsor tersebut. "Di sini tidak dibolehkan dokter menerima untuk kepentingan pribadi," kata Soejono di ruang kerjanya, Oktober lalu. Saat itu, Soejono didampingi Dekan Fakultas Kedokteran UI Ratna Sitompul.
TIM INVESTIGASI
ter pada 1974. Sepuluh tahun kemudian, ia mulai akrab dengan pemilik Interbat, Noto Sukamto.
TIM INVESTIGASI