TEMPO.CO, Pontianak - Direktorat Reserse Narkotika berhasil menangkap supir taksi yang menyelundupkan narkotika jenis sabu seberat 10,75 kg. Sabu-sabu tersebut dibawa dari Malaysia oleh sindikat narkotika internasional dan diambil oleh tersangka Dwi Kuswoyo (36).
Dwi membawa mobil jenis Avanza yang didalamnya terdapat istri dan anak mereka yang masih balita. "Penangkapan dilakukan pada Rabu dini hari. Di jalan trans Kalimantan, Ambawang," ungkap Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Barat Brigadir Jenderal Polisi Arief Sulistyanto, Kamis 5 November 2015.
Mereka, kata Arief, mengkamuflase bungkusan sabu-sabu tersebut dengan aluminium foil. "Sehingga seperti susu bubuk," kata Arief. Barang-barang tersebut lolos dari pengawasan Pos Pemeriksaan Lintas Batas Entikong, Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat.
Shabu-shabu tersebut diambil Dwi di sebuah tempat oleh sindikat narkotika. Dwi kelahiran Bayumas, yang beralamat di Desa Entikong Kecamatan Entikong Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat. Ia mengaku pekerjaan sehari-hari sebagai supir angkutan. "Saya cuma disuruh ambil susu Milo. Di upah Rp1 juta. Tidak tahu isinya sabu-sabu," ujar Dwi.
Keterlibatan istri Dwi, Kus (36) masih ditelusuri lebih lanjut keterlibatan dalam penyelundupan narkotika tersebut. Sabu-sabu ditemukan ditengah mobil Dwi dalam tas berwarna hitam.
"Kami mencoba untuk melakukan control delivery dengan mengikuti petunjuk, dimana shabu-shabu tersebut harus diletakkan," kata Arief.
Titik drop ternyata di sebuah tempat dekat dengan Kampung Beting, Pontianak Timur. Kampung ini terkenal dengan banyakan peredaran narkotika didalamnya. Mirip dengan Kampung Ambon, Jakarta. Setelah ditunggu selama tiga jam, tidak ada satu orang pun yang mengambil barang tersebut.
"Agaknya kendaraan tersangka juga sudah diamati sehingga saat tertangkap, sudah bocor ke penerima barang di Pontianak," jelas Arief.
Tahun lalu, kata dia, sindikat narkotika juga mencoba meloloskan lima kilogram shabu-shabu dari Jagoi Babang, perbatasan Kalimantan Barat dan Sarawak, Malaysia lainnya. Terlebih di Jagoi Babang, tidak ada pos pemeriksaan lintas batas di sana.
ASEANTY PAHLEVI