TEMPO.CO, Mataram - Dinas Kesehatan Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, mengimbau masyarakat untuk mengurangi aktivitas di luar rumah guna menghindari risiko dari abu vulkanik akibat letusan Gunung Barujari atau anak Gunung Rinjani.
"Jika tidak ada kepentingan yang mendesak, masyarakat sebaiknya berada di dalam rumah agar terhindar dari risiko erupsi," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram dr. H. Usman Hadi di Mataram, Kamis, 5 November 2015.
Jika masyarakat terpaksa harus beraktivitas di luar rumah, diimbau menggunakan masker dan kacamata.
Usman mengatakan abu vulkanik sangat berbahaya bagi kesehatan, terutama dapat menimbulkan penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), sakit tenggorokan, dan iritasi mata.
Karena itu, jika masyarakat tidak mendapatkan masker gratis yang dibagikan Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Kota Mataram, diimbau membeli sendiri di apotek, toko obat, minimarket, dan supermarket.
"Harga masker ini memang tidak seberapa jika dibandingkan dengan manfaatnya untuk kesehatan," ujarnya.
Sementara itu, 11 puskesmas di Kota Mataram sudah menyiapkan berbagai jenis obat-obatan yang dibutuhkan masyarakat.
"Jadi, kalau ada masyarakat kota terindikasi terkena ISPA, silakan datang ke puskesmas untuk mendapatkan pelayanan pengobatan gratis. Untuk obat tidak ada masalah," katanya.
Bahkan sebagai salah satu bentuk kepedulian terhadap bahaya abu vulkanik, Dinas Kesehatan akan membagikan sekitar 1.500 masker atau sekitar 25 kotak masker kepada masyarakat.
"Tetapi sistemnya masih kita koordinasikan dengan BPBD, apakah pembagian itu dilakukan melalui BPBD ataukah Dinkes akan turun sendiri," katanya.
ANTARA