TEMPO.CO, Jakarta - Pameran besi baja unggulan pertama Tanah Air, Steel Indonesia Expo, akan digelar pada 7-9 September 2016 di Jakarta. "Pameran ini bisa menjadi jendela kepada dunia internasional bahwa Indonesia memiliki baja dengan kualitas yang baik," kata Ketua Pelaksana Ernst Karemboen di Jakarta, Rabu, 4 November 2015.
Pameran berskala internasional tersebut akan menampilkan 13 subindustri besi baja mulai dari bahan baku material, produk besi baja, komponen baja untuk bangunan dan konstruksi, permesinan, hingga produk-produk perbankan yang mendukung industri ini.
Menurut Ernst, sekitar 400 industri akan terlibat dalam pameran ini sehingga kegiatan tersebut menjadi pameran baja terlengkap dan terbesar di Indonesia. Selain pameran, Steel Expo Indonesia juga akan menghadirkan beberapa program, seperti Networking Night, yang dapat mempertemukan para vendor dan exhibitor untuk melakukan transaksi, konferensi, simposium, dan penyesuaian bisnis.
Direktur Jenderal Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika Kementerian Perindustrian I Gusti Putu Suryawirawan memandang, pameran tersebut merupakan salah satu cara untuk mendorong pertumbuhan baja nasional selalu berada di dalam tren positif.
"Kami selaku regulator menyambut baik kegiatan ini. Steel Indonesia Expo 2016 diharapkan dapat menggairahkan serta mendorong pertumbuhan industri baja nasional yang kuat, mandiri, serta menjadi tuan rumah di negeri sendiri," kata Putu.
Menurut data Kemenperin, ekspor Indonesia pada 2014 mencapai US$ 2,23 miliar atau naik 16,91 persen dibandingkan tahun sebelumnya senilai US$ 1,91 miliar. Sementara itu, nilai impor baja pada 2014 tercatat sejumlah US$ 12,58 miliar, yang berarti turun 0,19 persen dibandingkan 2013 senilai US$ 12,6 miliar.
Di sisi lain, kebutuhan baja domestik terus meningkat dari 7,4 juta ton pada 2009, menjadi 12,7 juta ton pada 2014, dan diprediksi terus meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi nasional.
BKPM mencatat, ada 157 proyek investasi baja yang sedang melakukan konstruksi dengan nilai investasi Rp 6,63 triliun dan mampu menyerap 8.502 tenaga kerja sepanjang semester I/2015.
ANTARA