TEMPO.CO, Jakarta - Hasil Survei Lembaga Klimatologi Politik menunjukkan bahwa Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani berada pada urutan keenam menteri berkinerja terburuk.
"Puan mungkin terlalu pendiam dan kurang terbuka," kata CEO LKP Usman Rachman saat konferensi pers satu tahun pemerintahan jokowi-jk analisis kinerja birokrasi pelayanan publik, Jakarta, Selasa, 3 November 2015.
Puan berada di urutan keenam dari tujuh menteri berkinerja terburuk dengan persentase sebesar 31,8 persen. Di atasnya pada urutan pertama terdapat Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi 49,7 persen, Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno 40,6 persen, Menteri Keuangan Bambang Brojonegoro 33,8 persen, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya 32,7 persen, serta Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly 31,9 persen. Sementara, di bawah Puan terdapat Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral Sudirman Said 22,5 persen.
Berbeda dengan Menteri dengan kinerja terbaik seperti Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti 65,9 persen, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan 39,8 persen, dan Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa 38,1 persen, Paun dianggap terlalu pendiam. Hal inilah yang menyebabkan masyarakat tidak tahu kinerjanya. Susi, misalnya dianggap populer karena memiliki karakter yang kuat serta komitmennya yang tinggi dalam memberantas penangkapan ikan ilegal.
Selain, ada di peringkat terendah dalam hasil survei, Kementerian PMK juga dianggap tidak memiliki kinerja yanh baik. Penyerapan anggaran Kementerian PMK berada pada posisi ketujuh terendah dari seluruh kabinet Jokowi-JK dengan persentase 11,4 persen. Hal ini menyebabkan Puan bersama dengan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan dianggap sebagai menteri dengan kinerja terendah sekaligus menteri dengan hasil survei terendah menurut masyarakat.
Survei ini dilakukan pada tanggal 24 hingga 29 Oktober 2015 di 34 provinsi. Sample yang diambil sebanyak 784 responden. Metode yang digunakan adalah multi stage random sampling dengan tingkat kepercayaan 95 persen dan margin error kurang lebih 3,5 persen. Artinya data yang diambil mencapai keterwakilan 95 persen di lapangan.
MAWARDAH NUR HANIFIYANI