TEMPO.CO, Cirebon - Serapan anggaran belanja daerah (APBD) Kota Cirebon 2015 masih rendah. Bahkan pelaksanaan proyek yang tercantum dalam dana alokasi khusus sebesar Rp 97 miliar lebih pun tidak bisa terlaksana tahun ini.
“Pelaksanaan proyek yang tercantum dalam Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp 96 miliar pun hampir dipastikan tidak bisa dilaksanakan tahun ini,” kata Iing Daiman, sekretaris Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah (DPPKAD) Kota Cirebon, Selasa 3 November 2015.
Seperti diketahui pada APBD 2015 ini Pemkot Cirebon memiliki dua dana Alokasi Khusus (DAK). Yaitu DAK yang tercantum pada APBD murni 2015 sebesar Rp 44 miliar. Setelah APBD perubahan ditetapkan pada Agustus 2015 lalu DAK pun bertambah nilainya lebih dari Rp 96 miliar.
Anggaran tersebut digunakan untuk peningkatan jalan sebesar Rp 96 miliar dan revitalisasi pasar sebesar Rp 1,8 miliar. Dana itu sebagian sudah masuk ke kas Pemkot Cirebon. Untuk peningkatan jalan, dana yang masuk ke kas Pemkot Cirebon sudah mencapai Rp 76,8 miliar dan untuk revitalisasi pasar dana yang masuk sudah Rp 1,5 miliar.
Tidak bisa terlaksananya proyek peningkatan jalan dan revitalisasi pasar tersebut menurut Iing disebabkan berbagai faktor. “Termasuk waktu yang sudah mepet pada tahun ini,” kata Iing. Selanjutnya anggaran sebesar lebih dari Rp 97 miliar tersebut akan dimasukkan dalam APBD 2016 mendatang dan pelaksanaan proyeknya pun akan dilakukan pada 2016.
Baca Juga:
Tidak hanya proyek peningkatan jalan, proyek revitalisasi pasar dengan nilai total Rp 1,8 miliar pun menurut Iing kemugkinan tidak bisa pula dilaksanakan tahun ini. “Masih akan kami konsultasikan lagi ke pemerintah pusat,” kata Iing.
Ini dikarenakan dalam juklak dan juknisnya tercantum jika pasar yang bisa direvitalisasi yaitu pasar tipe C dan tipe D. Sedangkan pasar tipe tersebut sudah tidak ada lagi di Kota Cirebon. Karenanya dibutuhkan koordinasi dan konsultasi ke pemerintah pusat apakah pasar tipe A dan B bisa direvitalisasi menggunakan dana itu atau akan dialihkan ke program lain.
Sedangkan mengenai penyerapan anggaran APBD 2015, diakui Iing saat ini baru sebesar 51,28 persen. Komposisinya yaitu belanja langsung sebesar 37,69 persen dan belanja tak langsung sebesar 69,71 persen. Serapan ini diakui Iing cukup rendah. Sehingga pihaknya pun telah berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mengidentifikasi permasalahan yang terjadi terkait rendahnya penyerapan anggaran tersebut. “ternyata penyebabnya karena beberapa factor,” kata Iing.
Salah satu penyebabnya yaitu terjadinya gagal lelang. “Lelang yang harus diulang,” kata Iing. Lelang seringkali harus dilakukan lebih dari satu kali karena adanya sejumlah factor. Selain tu juga adany ajuklak dan juknis yang tidak sesuai dengan kondisi di Kota Cirebon. Penyebab lainny ayaitu terlambatnya penerimaan juklak dan juknis suatu proyek.
Sementara itu Walikota Cirebon, Nasrudin Azis saat dikonfirmasi memastikan jika proyek peningkatan jalan dan revitalisasi pasar yang tercantum dalam DAK 2015 tidak bisa terlaksana tahun ini. “Karena waktunya yang sudah tidak memungkinkan, terlalu mepet,” katanya. Namun Azis memastikan jika pelaksanaan lelang akan dilakukan tahun ini sehingga pada Januari 2016 mendatang proyek tersebut sudah bisa dilaksanakan.
Presiden Joko Widodo telah meminta kepada setiap daerah untuk memaksimalkan penyerapan anggarannya. Ini dimaksudkan untuk menggerakkan roda perekonomian di daerah akibat perlambatan ekonomi yang terjadi saat ini.
IVANSYAH