TEMPO.CO, Makassar - Pemerintah Kota Makassar merekrut 14 wanita cantik untuk dididik menjadi anggota Satuan Polisi Pamong Praja. Salah satu Wanita Satpol PP, Dian Cahyani, 19 tahun, mengaku tertarik menjadi Polisi Pamong Praja karena tugasnya tak jauh beda dengan polisi. Alumni SMKN 2 Kabupaten Takalar ini bangga bisa memberikan pengayoman kepada masyarakat. “Kami dituntut bisa menegakkan peraturan daerah dan memberikan rasa aman kepada warga,” kata Dian, Selasa, 2 November 2015.
Dian mengaku mendaftar saat Pemerintah Kota Makassar membuka lowongan beberapa bulan lalu. “Kami sudah latihan selama satu minggu. Saya senang bisa menjadi bagian dari satuan polisi pamong praja,” kata Dian, alumni SMKN 2 Kabupaten Takalar.
Pemerintah Kota Makassar melatih wanita cantik ini secara semi militer, peraturan daerah, dan pengetahuan umum lainnya. “Mereka akan menjadi Polisi Pamong Praja Pariwisata,” kata Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan “Danny” Pomanto.
Menurut Danny, Polisi Pamong Praja Pariwisata akan mendampingi wisatawan yang berkunjung di tempat-tempat wisata di Makassar, seperti Pantai Losari, Benteng Fort Rotterdam, dan kawasan kuliner di Makassar. “Sementara ini dulu, karena rencananya kami juga akan bentuk Satuan Polisi Pamong Praja yang khusus menangani pedesterian dan pedagang kaki lima,” katanya.
Tidak hanya dilatih bela diri, perempuan cantik ini juga akan dilatih bahasa asing dan komunikasi publik. “Mereka harus menunjukkan sikap yang ramah dalam menyambut tamu. Tidak hanya kemampuan bela dirinya yang ditonjolkan,” kata Danny.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kota Makassar Iman Hud mengatakan Makassar sudah menjadi tujuan wisata bagi wisatawan Nusantara dan wisatawan mancanegara. Karenanya, pemerintah harus segera menjamin keamanan dan kenyamanan mereka. “Jangan karena satu kasus kriminal, wisatawan takut ke Makassar,” kata Iman.
Iman mengatakan, untuk tahap pertama, baru 14 orang yang diterima sebagai Polisi Pamong Praja Pariwisata. “target kami 50 orang,” kata Iman. Menurut Iman, kriteria pemilihan anggota Polisi Pamong Praja tidak semata-mata karena faktor kecantikan. “Mereka juga dites pengetahuan dan psikologi,” kata Iman.
Kehadiran Polisi Pamong Praja cantik diharapkan juga bisa ikut meredam aksi-aksi ricuh. “Kalau pendemo berhadapan dengan perempuan cantik, minimal emosi mereka bisa sedikit reda,” kata Iman.
MUHAMMAD YUNUS