TEMPO.CO, Jakarta - Maskapai penerbangan berbiaya rendah, Lion Air, menyambut kehadiran pesawat terbang berbadan lebar pertamanya, A-330-300, di Terminal 1A Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Banten, Senin, 2 November 2015.
"Pesawat Airbus A330-300 ini akan melayani rute domestik hingga penerbangan jarak jauh menuju Jeddah, Madinah, yang merupakan destinasi utama umat muslim dalam beribadah umrah maupun berhaji, serta melayani penerbangan domestik," kata Direktur Utama Lion Air Rudy Lumingkewas.
Airbus A330-300 berkonfigurasi 440 tempat duduk kelas ekonomi, dengan nilai US$ 260 juta. Untuk penerbangan domestik, Airbus A330-300 akan melayani rute Medan, Makassar, dan Bali.
"Alasan memilih rute itu karena ketiganya rute padat dan bandaranya memiliki fasilitas untuk pesawat Airbus 330-300," ujar Lumingkewas.
Laiknya penerbangan berbiaya rendah, kursi-kursi ekonomi A330-300 baru itu juga tidak diberi fasilitas hiburan dalam kabin.
"Untuk pilot, kami memiliki pilot baru maupun lama. Kami pakai mereka yang memang sudah punya pengetahuan tentang Airbus 330-300. Kalau yang lama, kami tingkatkan lagi pengetahuannya," tuturnya.
Menurut rencana dan belanja pesawat terbang Lion Air, pada Desember 2015, akan tiba lagi di Tanah Air dua A-330-300 baru dari hanggar produksi Airbus Industrie di Blagnac, Prancis. Jumlah itu masih ditambah empat Airbus A-220 single aisle.
Hingga saat ini, total armada pesawat Lion Air mencapai 106 unit, terdiri atas 32 pesawat Boeing B-737-800, 71 unit Boeing B-737-900 ER, dua Boeing B-747-400, dan satu unit Airbus 330-300. Lion Air memiliki 183 rute penerbangan, baik domestik maupun internasional.
Industri penerbangan Indonesia tumbuh sekitar 15 persen setahun. Lion Air merupakan salah satu maskapai penerbangan nasional yang sangat agresif mengembangkan skala usahanya.
ANTARA