TEMPO.CO, Subang - Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) di Desa Munjul, Kabupaten Subang, mempermasalahkan pengerjaan proyek normalisasi sungai sepanjang 15 kilometer di Subang. Alasannya, proyek normalisasi tersebut justru membuat badan sungai menyempit dan dangkal sehingga dikhawatirkan bisa menimbulkan banjir. “Ini benar-benar ironis," kata Denmas, pengurus Gapoktan Desa Munjul, Ahad, 1 Nopember 2015.
Sungai yang dipermasalahkan itu terbentang dari Bendung Macan, Kecamatan Pagaden Barat, hingga Desa Karangwangi, Kecamatan Binong. Proyek normalisasi memakan anggaran Rp 110 miliar. “Kami menduga pengerjaannya tidak sesuai bestek,” kata Demas. “Sebab, yang namanya normalisasi itu mestinya membuat saluran sungai yang tadinya sempit dan dangkal jadi lebih lebar dan dalam.”
Beben, tokoh petani di Subang, mengatakan musim hujan diperkirakan sebentar lagi sudah tiba. Dia khawatir sungai tidak mampu menampung air dan meluap ke sawah milik petani. "Kami mendesak kontraktor memperbaiki pekerjaannya yang tidak beres itu," ujarnya.
Beben juga mempersoalkan ihwal tak terpasangnya papan informasi yang berisi rincian kegiatan, instansi dan pelaksana pekerjaan, volume dan pagu anggaran kegiatan serta jadwal pelaksanaan. "Kan ini proyek pemerintah yang dibayar dari pajak rakyat, jadi semuanya harus transparan," ujarnya.
NANANG SUTISNA