TEMPO.CO, Bangkalan - Para kiai dan ulama di Pulau Madura, Jawa Timur, berkumpul di Pondok Pesantren Nurul Kholil Kabupaten Bangkalan, Sabtu, 31 Oktober 2015. Mereka mendeklarasikan Aliansi Ulama Madura (AUMA). Aliansi ini menolak penyebaran faham-faham liberal, syiah, wahabi, dan penista agama.
Wakil Gubernur Jawa Timur Syaifullah Yusuf, salah satu peserta, meminta masyarakat tetap ikut pada kiai pesantren karena keberadaannya telah ada sebelum Indonesia merdeka. Menurut dia, ketenteraman di Indonesia saat ini salah satunya karena ajaran kiai yang disyiarkan lewat pondok pesantren.
"Ada istighosah, salawatan, dan maulidan, seperti inilah yang menjadikan Indonesia aman," kata Gus Ipul, panggilan Syaifullah, saat deklarasi AUMA, Sabtu, 31 Oktober 2015. Menurut Gus Ipul, masyarakat jangan cepat terpengaruh dengan ajaran aliran pendatang baru demi menjaga ketenteraman masyarakat.
BACA JUGA
TERUNGKAP: Ini Detik-detik Arzetti-Dandim Kepergok di Hotel
Gempa Besar Diam-diam Intai Jakarta
"Sebelum Indonesia merdeka, pondon pesantren dan kiai sudah ada. Jadi aliran yang 'baru datang' jangan selalu menyalahkan yang ajaran 'lama'. Ini haram, begini haram, akhirnya surga menjadi sepi. Isinya itu-itu saja," ujar Gus Ipul.
Baca juga:
Sekertaris Umum AUMA, Fudoli Ruham, mengatakan AUMA merupakan gerakan murni fii sabilillah untuk menegakkan syariat islam khususnya ahlussunnah waljama'ah yang tengah diobok-obok oleh wahabi, syiah dan liberal. "Kalau mereka berjalan sambil unjuk gigi, mari kita berantas," kata dia.
Jika wahabi dan syiah berkembang, kata dia, ketenteraman di Indonesia akan terganggu. Kerusuhan yang melanda negara-negara di timur tengah melibatkan kelompok wahabi dan syiah. "Kalau wahabi dan aliran garis keras lainnya dibiakkan, ini sangat membahayakan bagi ketenangan masyarakat di Indonesia," ucap dia.
Hadir pula dalam Deklarasi AUMA itu Komandan Resor Militer 084/Bhaskara Jaya Kolonel Infanteri Nur Rahmad, Komandan Distrik Militer 0829 Bangkalan Letkol Infanteri Sunardi Istanto, dan Wakila Kepala Polres Bangkalan Komisaris Mudakkir, Wakil Bupati Bangkalan, dan Wakil Bupati Pamekasan.
MUSTHOFA BISRI
BACA JUGA
Ada Jokowi, Tiba-tiba Terdengar Braak, Lantai Sekolah Itu...
Bertemu Jokowi, Ini Curhat Suku Anak Dalam