TEMPO.CO, Jakarta - Partai Amanat Nasional hari ini membuka secara resmi kuliah perdana Sekolah Politik Kerakyatan. Kegiatan ini melibatkan mahasiswa dari 18 universitas yang ada di Jakarta. "Sekolah ini dibuat dalam rangka mencetak kader. Ini sebagai bukti bahwa partai ini didirikan untuk jangka waktu yang panjang," kata Arif Mustafa, Sekretaris Jenderal Bidang Kaderisasi PAN, saat dijumpai di kantor DPP PAN, Sabtu, 31 Oktober 2015.
Tujuan dibentuknya Sekolah Politik Kerakyatan, ucap Arif, adalah sebagai upaya mencetak kader muda untuk menjadi tulang punggung PAN. Mustafa berharap sekolah ini bisa menjaga ideologi partai. "Cepat atau lambat, generasi akan berganti. Karena itu, kader-kader harus dipersiapkan sejak sekarang," ujar Mustafa.
PAN menyadari bahwa mencerdaskan kehidupan berpolitik adalah kewajiban partai politik. Dengan adanya sekolah ini, PAN meyakini sudah menunaikan kewajiban tersebut. "Semua partai seharusnya punya sekolah politik," tuturnya.
Iswari Mukhtar, Kepala Sekolah Politik Kerakyatan periode ini, mengatakan sekolah tersebut sekaligus menunjukkan PAN berdiri dalam waktu yang cukup lama. Sekolah ini juga sebagai komitmen PAN menjaga eksistensi partai hingga waktu yang sangat lama. "Dengan begitu, kami tidak akan lagi khawatir atau cemas karena generasi sudah disiapkan sejak awal," ucap Iswari.
Adapun peserta dari sekolah ini adalah mereka yang berusia 18-27 tahun. Selama tiga bulan ke depan, mereka akan menjalani perkuliahan setiap minggu. Rencananya, Sekolah Politik Kerakyatan akan diadakan delapan kali dalam setahun dengan durasi perkuliahan yang berbeda-beda.
Adapun pemateri perkuliahan politik ini berasal dari elite politik, seperti Amien Rais, Hanafi Rais, Mulfachri Harahap, Teguh Juwarno, serta Yasmin Mumtaz. Selain itu, ada Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haidar Nasir.
LARISSA HUDA