TEMPO.CO, Pekanbaru - Kualitas udara di sejumlah wilayah di Riau berangsur membaik. Kabut asap sisa kebakaran hutan dan lahan yang mengepung Riau selama tiga bulan mulai hilang. Sinar matahari pagi tampak cerah. Jarak pandang di beberapa wilayah mencapai radius beberapa kilometer.
"Alhamdulillah, matahari pagi cerah lagi, sudah lama tidak seperti ini," kata Winahyu Dwi Utami, warga Pekanbaru, Jumat, 30 Oktober 2015.
Aktivitas warga pun kembali normal. Pantauan Tempo, para murid kembali bersekolah. Suasana pagi di Jalan Pepaya, Pekanbaru, kembali ramai. Warga berseliweran mengantarkan anaknya ke sekolah. "Dua keponakan saya sejak kemarin sudah bersekolah," ucapnya.
Hujan dengan intensitas ringan-sedang yang mengguyur sejumlah wilayah di Riau selama tiga hari berturut-turut diklaim sangat membantu mengusir asap. Titik api di beberapa daerah pun terus padam. "Hujan sangat membantu kami padamkan api dan hilangkan asap," ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Riau Edwar Sangar.
Meski demikian, tutur Edwar, satgas pemadam masih terus memantau di lokasi bekas lahan terbakar untuk melakukan tindakan mitigasi. "Hingga kini terus melakukan patroli dan pemadaman," katanya.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Pekanbaru melaporkan, satelit Terra dan Aqua kembali memantau 115 titik panas di sejumlah wilayah di Sumatera. Jumlah tersebut meningkat jauh dibanding hari sebelumnya yang hanya enam titik. Sumatera Selatan masih menjadi daerah penyumbang titik panas terbanyak mencapai 77 titik, disusul Lampung dengan 28 titik, Sumatera Utara 3 titik, Bengkulu 1 titik, dan Jambi 1 titik.
"Sedangkan Riau terpantau lima titik panas dengan tingkat kepercayaan di atas 70 persen atau 3 titik panas," ucap Kepala BMKG Pekanbaru Sugarin Widayat.
Menurut Sugarin, secara umum, kondisi cuaca Riau berawan disertai kabut asap tipis. Peluang hujan dengan intensitas ringan-sedang disertai petir dan angin kencang terjadi di sebagian besar wilayah Riau. "Temperatur maksimum 33 derajat Celcius," ujarnya.
Kabut asap sisa kebakaran hutan dan lahan mulai menghilang. Jarak padang di beberapa daerah pun terus membaik, seperti Dumai dengan jarak pandang 10 ribu meter, Rengat 5.000 meter, Pelalawan 2.000 meter, dan Pekanbaru 2.000 meter.
RIYAN NOFITRA