TEMPO.CO, Mojokerto – Ulama sekaligus budayawan, KH Mustofa Bisri atau Gus Mus, bakal menjadi penceramah dalam peringatan (haul) ke-640 wafatnya Syekh Djumadil Kubro di Makam Troloyo, Desa Sentonorejo, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Rabu malam, 28 Oktober 2015.
“Pengajiannya dimulai nanti malam pukul 19.30 WIB,” kata Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Mojokerto Didik Khusnul Yakin.
Baca Juga:
Pantauan Tempo, sejak Selasa kemarin telah dipasang tenda, karpet serta panggung pengajian di area Makam Troloyo. Lokasi pengajian berada di sebelah utara makam Syekh Djumadil Kubro. “Biasanya sangat ramai, orang yang datang bisa ribuan karena datang dari berbagai daerah,” ujar salah satu pedagang di sekitar areal makam Troloyo, Sutarmi.
Syekh Djumadil Kubro disebut-sebut sebagai ulama penyebar agama Islam di kalangan bangsawan dan masyarakat Majapahit pada abad ke-14. Dalam beberapa referensi disebutkan dia bernama asli Syekh Jamaluddin al-Husain al-Akbar dan berasal dari Kota Samarkand, Uzbekistan, Asia Tengah.
Menurut silsilah, Djumadil Kubro merupakan cucu ke-18 Nabi Muhammad dari Fatimah Az Zahrah. Djumadil Kubro termasuk salah satu dari sembilan ulama (wali sanga) generasi pertama yang diutus Kesultanan Turki untuk menyebarkan Islam di Asia Tenggara.
Dari Djumadil Kubro lahir wali sanga generasi kedua, antara lain Sunan Ampel (Raden Rahmat) dan Sunan Giri (Raden Paku) yang termasuk cucunya. Sedangkan Sunan Bonang, Sunan Drajad, dan Sunan Kudus masih terhitung cicit Djumadil Kubro.
Tidak diketahui kapan Syekh Djumadil Kubro datang ke Jawa. Hanya disebutkan dia wafat pada 1376 Masehi atau 15 Muharam 797 Hijriyah dan dimakamkan di Troloyo, Trowulan.
Sebelumnya kegiatan haul ini juga diisi Kirab Kubro, pentas seni hadrah, semaan dan khataman Al Qur’an. Acara puncaknya adalah pengajian umum dengan pembicara Gus Mus.
ISHOMUDDIN