TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Kepala Kepolisian RI Inspektur Jenderal Budi Gunawan mengatakan sangat mungkin melakukan pemotongan generasi sebagai upaya reformasi mental di lingkungan Polri. "Kita harus lakukan konsep-konsep itu untuk menuju perubahan yang lebih baik," kata Budi Gunawan saat dijumpai di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK-PTIK) Jakarta, Selasa, 27 Oktober 2015.
Adapun langkah pemotongan generasi ini dilakukan sebagai upaya agar Polri bisa menjadi agen perubahan. Langkah ini diambil berdasarkan pengalaman revolusi yang ada di Singapura. Nantinya, setelah pemotongan generasi, Kepolisian akan merekrut dari Akademi Kepolisian dalam jumlah masif. "Di antaranya, kami menyiapkan kaderisasi melalui pengiriman siswa Akpol untuk sekolah ke luar negeri," tutur Budi.
Untuk tahun anggaran ini, Budi mengatakan, akan diberangkatkan sekitar 70 orang ke negara-negara yang memiliki disiplin tinggi, seperti Amerika dan Inggris. Harapannya, sepulang dari sekolah di luar negeri, para calon polisi tersebut bisa mendapatkan ilmu dan terhindar dari budaya koruptif. "Nanti, semakin lama semakin bertahap terus, agar kader Polri lebih siap," ujar Budi.
Menurut Budi Gunawan, kompetensi adalah hal yang sangat penting dalam membangun kader di kepolisian. Menurut dia, negara maju adalah negara yang menjunjung tinggi kompetensi. Selain itu, ada sistem karier yang memadai untuk memproses penyesuaian dan kinerja. "Kembali ujung-ujungnya kesejahteraan, salary, ini penting. Sistem kita ini terkait dengan sistem pemerintah yang bergantung pada keuangan negara," ucapnya.
Selain itu, perlu adanya percepatan pengembangan karier bagi kader-kader tersebut untuk dijadikan agen perubahan dan mengambil alih tanggung jawab generasi lama. Dengan harapan, pada usia di atas 33 tahun, mereka sudah menduduki jabatan strategis atau dikenal dengan istilah express way.
"Itu semua ada tahapnya. Sekarang (mereka) disekolahkan, mungkin butuh 1-2 tahun, jabatan juga disesuaikan. Ini akan secara konsisten terus dilaksanakan," tutur Budi.
LARISSA HUDA