TEMPO.CO, Banyuwangi - Tarif penyeberangan Selat Bali dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, ke Pelabuhan Gilimanuk dan sebaliknya turun mengikuti harga solar.
Manajer Operasional PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Ketapang Wahyudi Susianto menjelaskan, harga solar sudah diturunkan oleh pemerintah dari Rp 6.900 per liter menjadi Rp 6.700 per liter, membuat tarif penyeberangan lintas Ketapang-Gilimanuk turun rata-rata Rp 500 hingga Rp 4.000. “Tarif baru berlaku untuk semua jenis kendaraan,” katanya kepada wartawan, Selasa, 27 Oktober 2015.
Menurut Wahyudi, tarif yang berlaku sejak 24 Oktober 2015 antara lain untuk penumpang dewasa turun dari Rp 7.500 menjadi Rp 7.000 per orang. Sepeda motor dari Rp 24.500 menjadi Rp 24.000. Mobil menjadi Rp 146 ribu dari sebelumnya Rp 148 ribu. Sedangkan kendaraan penumpang yang panjangnya lebih dari 5 meter, seperti bus, tarifnya turun dari Rp 281 ribu menjadi Rp 277 ribu.
Wahyudi menjelaskan, tarif penyeberangan di Indonesia akan selalu mengikuti harga bahan bakar minyak yang berlaku. Apabila harga BBM kembali naik, PT ASDP akan menaikkan tarif. Begitu pula sebaliknya.
Ketua Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (Gapasdaf) Banyuwangi Novi Budianto mengatakan tarif baru tersebut tidak berpengaruh karena penurunannya terlalu kecil. Dia mengatakan, sejak awal, Kementerian Perhubungan sudah mensosialisasikan bahwa tarif akan disesuaikan mengikuti harga bahan bakar minyak. “Kami menerima penurunan tarif tersebut,” ujar Novi.
Namun idealnya, kata Novi, tarif penyeberangan seharusnya lebih tinggi dari saat ini. Seiring dengan kenaikan kurs dolar yang mengakibatkan harga suku cadang yang dibutuhkan kapal penyeberangan juga mengalami kenaikan.
IKA NINGTYAS