TEMPO.CO, Banjarmasin - Kapal Rumah Sakit KRI dr Soeharso, yang bersandar di Pelabuhan Trisakti, Banjarmasin, mulai menerima korban asap dari daerah Palangkaraya. Hari ini, Selasa, 27 Oktober 2015, sudah tiga korban kabut asap akibat kebakaran lahan yang menjalani pemeriksaan medis di kapal tersebut.
"Asap di Palangkaraya masih pekat. Makanya kami memilih mengungsi ke Banjarmasin dulu,” kata salah seorang korban asap, Gietharius Nussa, 65 tahun, saat ditemui di KRI dr Soeharso. Selain Gietharius, dua orang lain yang ikut memeriksakan kesehatannya di kapal tersebut adalah Simbun Nussa dan Surya Lotema.
Gietharius mengungsi dari Palangkaraya sejak Senin kemarin. Dia mengaku sudah mengalami sesak napas saat dalam perjalanan menuju Banjarmasin dan sempat diperiksa di RSUD Kuala Kapuas, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah. “Napas saya sesak dan baru tiba di Banjarmasin menjelang malam,” katanya.
Setelah tiba di Banjarmasin, Gietharius langsung memilih diperiksa di KRI dr Soeharso. Dari hasil pemeriksaan tersebut, kesehatan Gietharius dan dua pasien lainnya dinyatakan tidak bermasalah. “Kami sempat diuap, dikasih oksigen, dan diberi obat. Kami diminta mendaftarkan diri ke Dinas Sosial,” ujarnya.
Kepala Dinas Sosial Kalimantan Selatan Muhammad Farhan mengakui ada tiga korban asap yang mencatatkan diri di posko kesehatan korban asap yang berdiri di Dinas Sosial. Dia meminta korban asap yang mengungsi ke Banjarmasin mencatatkan diri di kantor Dinas Sosial Kalimantan Selatan.
“Kami tawarkan ke mereka untuk tinggal di rumah singgah atau tidak. Ternyata mereka pilih tinggal di kerabatnya saja, kami memang menawarkan pilihan. Kalau tinggal di rumah singgah, kami siapkan,” tuturnya.
DIANANTA P SUMEDI