TEMPO.CO, Magetan - Petugas gabungan dari Perum Perhutani, tim search and rescue, Pemerintah Kabupaten Magetan, dan masyarakat terus bekerja keras memadamkan api yang membakar hutan di Lereng Gunung Lawu wilayah Cemoro Sewu, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, Senin, 26 Oktober 2015. Mereka menyemprotkan air dari mobil tangki dan memukul-mukulkan ranting pohon ke bara api.
"Api di semak-semak belum padam benar dan bisa menyala kembali saat ada angin," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Magetan, Agung Lewis.
Menurut dia, kobaran api sempat mengancam permukiman warga yang berjarak sekitar 100 meter dari titik kebakaran. Bahkan asap yang ditimbulkan menyelimuti jalan raya penghubung Jawa Tengah dengan Jawa Timur. "Api dan asapnya masih mengkhawatirkan," ucap Lewis.
Administrator Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Lawu dan sekitarnya, Nanang Sugiharto, belum bisa memprediksi kapan kebakaran dapat teratasi. Hal itu karena kondisi cuaca panas dan berangin, sehingga potensi meluasnya kebakaran masih tinggi. Karena itu, petugas gabungan berupaya membasahi titik api yang berdekatan dengan permukiman.
Titik api di dekat permukiman dan jalan raya di sekitar Cemoro Sewu, ujar dia, menjadi fokus pemadaman saat ini. Sebab, dari sejumlah titik yang sebelumnya terbakar di pos III, IV, dan V sejak 18 Oktober 2015, hanya tersisa di pos I. "Yang di atas sudah padam," tutur Nanang saat ditemui di sekitar pos I Cemoro Sewu.
Disinggung tentang luasan lahan hutan yang terbakar sejak sepekan lalu, Nanang mengaku belum melakukan penghitungan. Hal ini karena sibuk memadamkan api. "Untuk kerugian juga belum diketahui. Yang jelas, hanya alang-alang yang terbakar," katanya.
Selain memadamkan api, ucap dia, sebelumnya petugas gabungan fokus melakukan evakuasi para pendaki, termasuk tujuh koran tewas dan dua lain yang mengalami luka bakar. Para korban tewas terdiri atas 4 warga Kabupaten Ngawi, 2 warga Jakarta, dan 1 warga Kota Blitar. Adapun dua korban luka adalah warga Ngawi. Keduanya masih dirawat masing-masing di Rumah Sakit Umum Daerah dr Moewardi, Solo, dan RSUD dr Soetomo, Surabaya.
NOFIKA DIAN NUGROHO