TEMPO.CO, Jakarta - Kabut asap yang menyelimuti Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Senin, 26 Oktober 2015, mulai berkurang. Jarak pandang sudah mulai di atas 1.000 meter. Meski demikian pemerintah Kalimantan Tengah akan terus waspadai karena sewaktu-waktu kabut asap tebal akan kembali menyelimuti Kota Palangkaraya.
“Kami akan berkoordinasi dengan pihak BMKG Banjarmasin karena pesawat Casa A-290 berada di sana agar bisa melakukan penyemai garam di awan yang ada di Kalimantan Tengah,” kata Komandan Satuan Kebakaran Hutan dan Lahan Kalimantan Tengah Kolonel Purwo Sudaryanto seusai rapat evaluasi dan brifing harian Posko Karlahut di media center kantor Balai Lingkungan Hidup Kalimantan Tengah, Senin, 26 Oktober 2015.
Nantinya, pesawat Casa ini juga akan dibantu dengan menerjunkan empat helikopter bombing. Pemadaman di Kabupaten Pulang Pisau dan Kapuas menggunakan helikopter Kamov URCIJ dengan kapasitas bombing sebanyak 5.000 liter. Pemadaman di area Taman Nasional Tanjung Puting dan Kumai Kabupaten Kotawaringin Barat dengan menggunakan Bell 214B P2-MSA dengan kapasitas bombing sebanyak 2.700 liter.
Selanjutnya pemadaman di Kotawaringin Timur dan Seruyan dengan helikopter Mi-8. Kemudian, pemadaman Kabupaten Katingan dan Palangkaraya menggunakan helikopter airtraktor.
Komandan Resor Militer 102 Panju Panjung Kolonel Arh Purwo Sudaryanto mengatakan hujan buatan ini diharapkan dapat juga memadamkan api yang saat ini masih membakar sejumlah daerah seperti di Kabupaten Kapuas, Pulang Pisau, Palangkaraya, Kotawaringin Timur, dan Katingan. Kebakaran juga merembet ke Kabupaten Barito Timur dan Barito Selatan.
“Nanti, kami juga mendapat bantuan dari pihak swasta yakni pesawat helikopter yang dalam beberapa hari ini akan melakukan pemadaman di Kalimantan Tengah,” tutur Purwo.
Sementara itu, petugas BMKG Bandara Tjilik Riwut, Anton, membenarkan Kalimantan Tengah sangat berpotensi dilakukan hujan buatan karena awan sudah memiliki kelayakan untuk dilakukan penyemaian garam. “Mulai tanggal 25, 26, dan 27 Oktober awan untuk hujan buatan itu ada di atas wilayah Kalimantan Tengah," ujar Anton.
KARANA W.W.