TEMPO.CO, Kediri - Ketua Asosiasi Pondok Pesantren Jawa Timur Gus Reza Ahmad Zahid meminta para santri tak sekadar menjadi tukang dakwah dan ulama, tapi juga mengisi formasi dalam kesatuan TNI dan Polri sebagai perwujudan konsep bela negara. Menurut dia, dalam era modern saat ini, pola pikir santri harus berubah. “Santri masa depan harus menjadi anggota TNI dan Polri,” kata Gus Reza kepada Tempo, Senin, 26 Oktober 2015.
Gus Reza mengatakan konsep bela negara yang dicanangkan Kementerian Pertahanan memiliki makna luas sesuai latar belakang kelompok masyarakat. Bagi santri yang saat ini belajar di Pondok Pesantren Tsalafiyah, misalnya, konsep bela negara dilekatkan dengan pemaknaan kitab kuning. “Kami membela negara dengan kitab kuning,” ujarnya.
Namun, jika para santri masuk dalam institusi TNI dan Polri, Gus Reza mengatakan hal itu akan sangat positif karena bisa menambah dinamika kekuatan pertahanan negara dengan personel yang agamis. Selain itu, dia juga menilai peran santri akan semakin terlihat.
Saat disinggung soal apel kesiapan bela negara yang dilakukan Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah di Sekolah Menengah Kejuruan 3, Kota Yogyakarta, kemarin, Gus Reza turut mengapresiasi. Menurut dia, ini menunjukkan konsep bela negara telah diterima semua elemen masyarakat dengan baik.
Namun, mengenai adanya unjuk kemampuan melempar pisau yang dilakukan anggota muda Muhammadiyah, Gus Reza tak banyak berkomentar.
HARI TRI WASONO