TEMPO.CO, Bandung - Warga Kota Bandung protes dengan aksi ugal-ugalan suporter Persib untuk merayakan kemenangan dalam Piala Presiden 2015 pada Ahad kemarin. Wawan, seorang warga asal Rancaekek, Kabupaten Bandung, mengaku kesal dengan ulah para suporter tersebut.
"Kalau setiap Persib menang harus seperti ini pestanya, lebih baik enggak usah dikasih kesempatan perayaan saja. Kepolisian juga hanya diam kalau pawai kayak gini, dan sudah disetujui oleh pemerintah," kata Wawan, Minggu, 25 Oktober 2015.
Beberapa titik temu para bobotoh—julukan suporter Persib—yang melakukan pawai terlihat padat dan tanpa pengamanan dari kepolisian. Pengguna kendaraan pun merasa takut dan terganggu oleh perilaku bobotoh yang melakukan berbagai aksi di tengah jalan.
"Kalau sudah euforia, bobotoh pasti bikin kacau. Rambu lalu lintas tidak mereka hiraukan, polisi kalah banyak,” ujar Fatoni Ahmad, seorang pengendara. Menurut dia, para bobotoh juga kerap memukul mobil. “Jadi harus mendahulukan mereka, daripada mobil kena pukul.”
Fatoni berharap kepolisian dan pemerintah tidak memberikan lagi izin kepada para bobotoh untuk pawai jika Persib kembali menjadi juara. “Apalagi pengamanan minim. Banyak korban perasaan seperti saya, tidak bisa ke mana-mana,” tutur Fatoni.
DWI RENJANI