TEMPO.CO, Washington DC - Istana Kepresidenan mengklaim perjalanan Presiden Joko Widodo dan rombongan dalam rangka kunjungan ke Amerika Serikat telah menghemat anggaran.
Ari Dwipayana dari Tim Komunikasi Presiden dalam keterangan tertulis yang diterima di Washington DC, Ahad, 25 Oktober 2015, menyebutkan, dalam kunjungan resmi pertama kali ke AS, Presiden Jokowi memutuskan untuk menggunakan pesawat kepresidenan BBJ-2.
"Ini memberikan catatan tersendiri karena merupakan perjalanan terjauh BBJ-2 sejak kehadirannya di Tanah Air pada April 2014," ujar Ari dalam rilisnya, Ahad, 25 Oktober 2015.
Topik Pilihan: Jokowi ke Amerika
Sebelumnya, penerbangan terjauh BBJ-2 adalah ke Jeddah, Arab Saudi, saat mengantarkan Presiden Jokowi dan rombongan dalam lawatan ke tiga negara di Timur Tengah. Meski harus transit dua kali untuk pengisian bahan bakar, menggunakan BBJ-2—dengan penerbangan maksimal sepuluh jam—jauh lebih hemat dibandingkan menyewa pesawat yang bisa menempuh waktu perjalanan lebih lama.
Komponen biaya yang dapat dihemat menggunakan BBJ-2 bisa mencapai setengah dari biaya yang harus dikeluarkan untuk sewa pesawat. Sebab, komponen pembiayaan pengoperasian BBJ-2 hanya meliputi biaya kru pesawat, ground handling saat transit maupun di tempat tujuan, bahan bakar, dan katering.
Sedangkan untuk sewa pesawat terdapat beberapa tambahan komponen biaya, di antaranya biaya perubahan konfigurasi pesawat, yaitu perubahan komposisi tempat duduk dan konfigurasi kabin belakang yang dipersiapkan untuk kondisi emergency di dalam kabin pesawat, serta biaya sewa dan overhead yang dihitung per hari.
"Keputusan menggunakan pesawat kepresidenan BBJ-2, di samping untuk memaksimalkan pemanfaatannya, juga dapat menghemat biaya yang harus dikeluarkan," kata Ari.
ANTARA