TEMPO.CO, Lumajang - Titik api masih terdeteksi di kawasan Gunung Semeru, Ahad siang, 25 Oktober 2015. Titik api yang menandakan adanya kebakaran hutan itu berada di Blok Gunung Surak dan Ranu Darungan, Dusun Tulung Agungan, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
"Kebakaran masih terjadi hingga Ahad siang," kata Wawan, Komandan Tim Reaksi Cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang kepada Tempo.
Wawan mengatakan upaya pemadaman terus dilakukan oleh relawan BPBD Lumajang, masyarakat desa setempat, anggota TNI, serta Polri. Api susah dipadamkan karena angin kencang serta material yang mudah terbakar melimpah, seperti ranting kering di sekitar lokasi kebakaran. "Padam sebentar, kemudian apinya hidup lagi."
Selain angin yang kencang, lokasi kebakaran juga agak susah terjangkau. Penyebab kebakaran, kata Wawan, diperkirakan akibat dari panasnya terik matahari serta dugaan faktor manusia.
Lebih dari 30 hektare hutan di kawasan ini terbakar. Sebelumnya, juga terjadi kebakaran hutan di Blok Watu Rejeng serta di jalur pendakian Gunung Semeru. Sekitar 25 hektare hutan terbakar pada Kamis, 22 Oktober 2015. Api baru bisa dikendalikan pada Jumat sore, 23 Oktober 2015.
Berdasarkan data BPBD Lumajang, kebakaran di kawasan Gunung Semeru sudah terjadi sejak pertengahan Oktober 2015 ini, diawali dengan kebakaran hutan pinus milik Perum Perhutani di atas Curah Kobokan, Desa Supiturang. Kebakaran diduga karena faktor manusia. Sekitar 4 hektare lahan terbakar saat itu.
Kebakaran terjadi lagi pada 16 Oktober 2015 di tiga titik di Desa Argosari, Kecamatan Senduro. Belasan hektare hutan di kawasan Semeru itu ludes diterjang api. Jenis vegetasi yang terbakar adalah ilalang, pakis, akasia, dan cemara.
DAVID PRIYASIDHARTA