TEMPO.CO, Pekanbaru - Kabut asap sisa kebakaran hutan dan lahan masih pekat menyelimuti sejumlah wilayah Riau. Akibatnya, penderita penyakit paparan asap terus bertambah. Dinas Kesehatan Riau mencatat sebanyak 86.443 jiwa warga Riau jatuh sakit akibat asap.
"Data penderita kami peroleh dari seluruh puskesmas kabupaten/kota di Riau," Kata Kepala Dinas Riau Andra Sjafril, Sabtu, 24 Oktober 2015.
Menurut Andra, paparan kabut asap mendatangkan lima jenis penyakit yang menyerang masyarakat. Kebanyakan warga Riau menderita penyakit infeksi saluran pernapasan akut sebanyak 72.340 jiwa, disusul iritasi kulit 5.302 jiwa, kemudian iritasi mata 4.187, lalu asma 3.385 dan pneumonia 1.229.
Andra mengatakan pelayanan kesehatan masyarakat terdampak asap terus dilakukan. Posko kesehatan dan pelayanan puskesmas 24 jam di tiap kabupaten/kota siaga setiap waktu. "Kami juga kerahkan puskesmas keliling untuk menemui warga terdampak asap," ujarnya.
Menurut Andra, pelayanan kesehatan di posko kesehatan diberikan secara gratis untuk warga. Jika ditemukan kondisi darurat, warga dapat dirujuk ke Rumah Sakit Umum Arifin Ahmad, Pekanbaru. "Biaya pengobatan gratis," tuturnya.
Andra menuturkan posko kesehatan terus dibuka selama Riau masih berstatus darurat pencemaran udara akibat asap. Andra mengatakan, sejauh ini, kebutuhan obat-obatan masih bisa terpenuhi. Walaupun, kata dia, stok obat untuk anak-anak sudah berkurang, terutama obat batuk. "Kami sudah ajukan tambahan obat-obatan ke Kementerian Kesehatan," ucap Andra.
Pemerintah, kata Andra, juga sudah menyiapkan dua gedung daerah sebagai tempat evakuasi warga yang terpapar asap. Dua ruangan tersebut adalah Balai Serindit di Rumah Dinas Gubernur Riau serta Gedung Serbaguna Dinas Cipta Karya dan Bina Marga.
Kualitas udara di sejumlah wilayah Riau kembali memburuk dengan indeks standar pencemaran udara berada pada angka 500 Psi atau berbahaya. "Kami sediakan tempat untuk evakuasi warga sesuai perintah Presiden Joko Widodo," katanya.
Kabut asap sisa kebakaran hutan dan lahan membawa dampak buruk bagi kehidupan sosial masyarakat. Aktivitas penerbangan di Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru lumpuh, sekolah diliburkan, bahkan ribuan warga Riau jatuh sakit karena terpapar asap. Sejauh ini belum ada kepastian bencana asap akan berakhir.
RIYAN NOFITRA