TEMPO.CO, Mojokerto - Tiga pendaki sempat terjebak kebakaran di Gunung Penanggungan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Sabtu petang, 24 Oktober 2015. Titik api semula diketahui petugas posko pintu pendakian di kaki gunung di Desa Tamiajeng, Kecamatan Trawas, Mojokerto.
“Anggota dan relawan LMDH langsung naik untuk mengecek apakah ada pendaki diatas,” kata pengelola posko pintu pendakian Gunung Penanggungan yang juga Sekretaris Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Sumber Lestari Khoirul Anam, Sabtu 24 Oktober 2015.
Dugaan petugas benar, ada tiga pendaki yang semula tidak tahu jika ada kebakaran. “Ada tiga pendaki yang berada di puncak atau kawah Penanggungan. Karena berada di kawah, mereka enggak tahu kalau ada kebakaran di bawah,” kata Anam.
Petugas langsung mengarahkan tiga pendaki untuk turun. “Ketiganya berhasil kami arahkan dan selamat sampai posko di bawah,” kata Anam.
Kepala Resor Pemangkuan Hutan (RPH) Penanggungan Aseh membenarkan terjadinya kebakaran di Gunung Penanggungan. “Pendaki yang sempat terjebak sudah berhasil diselamatkan,” kata Aseh.
Hingga malam ini, petugas Perhutani dibantu anggota LMDH dan relawan masih berada di Gunung Penanggungan untuk memadamkan api. “Sampai malam ini petugas masih di atas untuk memadamkan api,” kata Aseh.
Ketinggian Gunung Penanggungan mencapai 1.356 meter di atas permukaan laut (dpl). Gunung ini berada di dua kabupaten yakni Mojokerto dan Pasuruan. Wilayah hutan produksi dan hutan lindung di Penanggungan berada dalam pengelolaan Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Pasuruan.
Selain sebagai tujuan wisata pendakian, Penanggungan juga jadi tujuan wisata religi dan dianggap sebagai gunung suci oleh penganut Hindu dan Budha sejak zaman sebelum Majapahit. Penanggungan termasuk kawasan cagar budaya tingkat provinsi karena banyak terdapat peninggalan purbakala mulai dari candi, arca, gerbang, terakota, dan sebagainya.
ISHOMUDDIN