TEMPO.CO, Madiun - Kepolisian Resor Madiun, Jawa Timur, menetapkan jalur utama Madiun-Ponorogo rawan terjadi bentrok antar-pesilat saat perayaan Suran Agung, Ahad, 25 Oktober 2015. Kawasan yang dijaga terutama perbatasan Kecamatan Geger dengan Dolopo.
"Antara Kaibon (Kecamatan Geger) dan Mlilir (Kecamatan Dolopo) menjadi basis PSHT (Persaudaraan Setia Hati Terate)," kata Kepala Polres Madiun Ajun Komisaris Besar Yoyon Tony Surya Putra seusai apel pengamanan Suran Agung Setia Hati Tunas Muda Winongo, Sabtu, 24 Oktober 2015.
Pesilat dari kedua perguruan silat beberapa kali terlibat bentrok saat perayaan malam 1 Sura ataupun Suran Agung setiap tahun. Untuk menghindari terjadinya bentrok yang dapat mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat, ucap Yoyon, sekitar 1.700 petugas gabungan dari kepolisian, TNI Angkatan Darat, dan Pemerintah Kabupaten Madiun memperketat pengamanan jalur di sejumlah titik.
Selain di jalur Madiun-Ponorogo, para petugas gabungan disiagakan di jalur Madiun-Ngawi, Madiun-Magetan, dan Madiun-Surabaya. "(Murid) Persaudaraan Setia Hati Tunas Muda Winongo yang berkonvoi dan hendak masuk Kota Madiun tidak diperbolehkan," ujar Yoyon.
Apabila ada pesilat yang melanggar ketentuan tersebut, ia berjanji akan menindak tegas yang bersangkutan. Menurut dia, larangan bagi murid perguruan silat Persaudaraan Setia Hati Tunas Muda Winongo dari Kabupaten Madiun, Magetan, Ngawi, dan Ponorogo masuk ke Kota Madiun sudah disepakati pihak perguruan silat tersebut.
Ketua Umum Persaudaraan Setia Hati Tunas Muda Winongo Agus Wiyono Santoso menuturkan sosialisasi tentang larangan tersebut telah disampaikan kepada pengurus cabang. "Sudah dipahami oleh pengurus. Mudah-mudahan tidak terjadi keonaran saat Suran Agung besok," kata Agus, yang dihubungi Tempo secara terpisah.
Suran Agung merupakan tradisi yang digelar perguruan silat Persaudaraan Setia Hati Tunas Muda Winongo di pedepokannya di Kelurahan Winongo, Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun, setiap 10 Muharam atau Sura.
NOFIKA DIAN NUGROHO