TEMPO.CO, Banjarmasin - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Panjaitan mengatakan bantuan 15 unit pesawat baru, akan datang pada Senin atau Selasa, pekan depan. Dari jumlah itu, Kalimantan diproyeksikan mendapat lima unit pesawat untuk membantu upaya pemadaman kebakaran hutan dan lahan.
Menurut dia, tidak ada niat menganaktirikan suatu daerah dalam penanggulangan kabut asap akibat kebakaran. Pihaknya sengaja konsentrasi di satu tempat karena keterbatasan peralatan pendukung, seperti pesawat.
“Setelah bantuan datang, baru kita bantu ke sini. Saya ingin pastikan pada Anda sekalian, kita punya peralatan cukup, dan mulai minggu depan kita lakukan water bombing di daerah ini,” ujar Menteri Luhut saat paparan di Bandara Syamsudin Noor, Sabtu, 24 Oktober 2015.
Lima unit pesawat sewa ini akan dikonsentrasikan di Kalimantan Tengah dan Selatan. Luhut meminta evakuasi ibu, anak-anak, dan lansia lebih diutamakan. Skenarionya, kata dia, evakuasi tetap di kota asal menyesuaikan di mana shelter penampungan berada, seperti puskesmas dan rumah sakit.
Apabila cuaca di kota asal tidak memungkinkan, Luhut menyarankan dibawa ke kota terdekat. Strategi ini bentuk keseriusan pemerintah dalam upaya penyelamatan korban asap. “Kalau tidak bisa, kapal perang udah disiapkan oleh panglima TNI dan Pelni akan sandar di tempat ini. Dan juga rumah sakit kapal. Kami ingin menunjukkan bahwa pemerintah paham masalahnya,” ujar Luhut.
Luhut meminta Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa untuk mengecek kesiapan shelter tempat pengungsian anak-anak kecil. Semua unsur TNI Polri, kata Luhut, mesti bertanggung jawab mulai unsur tertinggi sampai ke bawah secara terintegrasi.
“Ini perintah presiden langsung, Panglima TNI harus memastikan operasi pada keadaan yang paling jelek sekalipun, tapi kita harap tidak terjadi itu. Kita berdoa supaya hujan datang lebih cepat,” kata Luhut.
Menurut Luhut, Presiden Joko Widodo paham betul persoalan kebakaran di lahan gambut. “Ingat, Presiden kita ahli hutan. Penyelesaian gambut tidak mudah dan kita terus berpikir ke depan.”
DIANANTA P. SUMEDI