TEMPO.CO, Medan - Penjabat Wali Kota Medan Randiman Tarigan memerintahkan semua sekolah di Medan, dari tingkat pendidikan usia dini hingga sekolah menengah atas sederajat, diliburkan mulai hari ini hingga batas waktu yang belum ditentukan. Keputusan itu dibuat menyusul indeks udara Kota Medan yang semakin tidak baik untuk kesehatan karena kabut asap.
"Sekolah kami liburkan mulai Sabtu, 24 Oktober 2015, sampai batas waktu yang tidak dapat ditentukan, hingga batas udara Kota Medan aman untuk manusia," kata Randiman kepada Tempo, Sabtu, 24 Oktober 2015.
Pantauan Tempo, sejumlah sekolah memang tidak melaksanakan kegiatan belajar-mengajar hari ini. Namun keputusan meliburkan sekolah itu belum tersosialisasi, sehingga banyak murid yang sempat masuk sekolah. "Kami baru mengetahui sekolah diliburkan hari ini karena kabut asap." ucap Netty Luciana, orang tua murid Sekolah Dasar Santo Yoseph, Medan.
Adapun Kepala Bidang Penyuluhan dan Penegakan Hukum Badan Lingkungan Hidup Kota Medan Herbert Gultom berujar, polusi udara di Medan sudah melebihi batas aman atau ambang batas 250 particulate matter (PM 10).
"Udara di Medan sudah 550 PM sejak kemarin pukul 16.00 WIB. Angka itu menunjukkan udara di Medan masuk zona berbahaya bagi manusia," tutur Gultom.
Baca Juga:
Udara di Medan bercampur asap hasil kebakaran hutan dan lahan, kata Gultom, mengandung zat berbahaya seperti karbon dioksida.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Belawan mencatat, jarak pandang di perairan Sumatera bagian utara, meliputi Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, mulai membaik sejak Sabtu pagi ini jika dibanding tiga hari terakhir.
"Kemarin jarak pandang di perairan pantai timur dan pantai barat Sumatera Utara di bawah 1.000 meter dan polusi udara 550 PM," kata pegawai BMKG, Laut Ramos. Namun, sejak Sabtu pagi ini, jarak pandang sudah mencapai 2.000 meter dan polusi udara 250 PM, yang berarti mulai aman untuk manusia. "Hujan yang terjadi sepanjang malam tadi berhasil menghalau asap."
Perkiraan BMKG, ucap Ramos, udara di Sumatera Utara akan semakin membaik karena akan memasuki musim penghujan pada November mendatang. Asap yang masuk ke Sumatera Utara, ujar Ramos, terpantau berasal dari kebakaran hutan dan lahan di Sumatera Selatan, Jambi, dan Riau. "Arah angin bertiup dari tenggara ke barat laut dan selatan ke barat laut," tuturnya.
SAHAT SIMATUPANG