TEMPO.CO, Ngawi - Dua korban yang mengalami luka bakar akibat kebakaran hutan di Lereng Gunung Lawu wilayah Cemoro Sewu, Kabupaten Magetan, Jawa Timur pada Ahad, 18 Oktober 2015, dikabarkan masih dirawat secara intensif di rumah sakit.
Mereka adalah Novi Isti Wanti, 15 tahun, warga Desa Beran, Kecamatan/Kabupaten Ngawi yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah dr Moewardi, Solo, Jawa Tengah. Selain itu, Eko Nurhadi, 35 tahun, warga Desa Brongol, Kecamatan Karangjati, Ngawi yang dirawat di RSUD dr Soetomo, Surabaya. "Keduanya masih dirawat di ruang isolasi," kata Sumarni, 56 tahun, bibi Novi ditemui Tempo di Ngawi, Jumat sore, 23 Oktober 2015.
Kabar tentang perawatan Novi dan Eko, ia melanjutkan, disampaikan pihak keluarga yang menunggu di rumah sakit melalui sambungan telepon seluler, Jumat pagi. Sesuai informasi tersebut, kedua korban yang masih keluarga itu harus menjalani operasi plastik tahap kedua.
"Luka bakarnya 50 persen di bagian lengan, kaki, dan muka. Untuk kondisi Novi berangsur membaik dan keluarga sudah bisa masuk ruang perawatan secara bergantian," ujar Sumarni.
Selain pengawasan di ruang isolasi tak lagi ketat, Sumarni menuturkan, Novi sudah bisa diajak bicara dan dapat mengunyah makanan. Adapun korban Eko belum bisa dilihat dari jarak dekat lantaran kondisinya belum sebaik Novi. "Jari kedua tangannya belum bisa digerakkan," ucap kakak kandung Sumiyatun, istri Sumarwan, 45 tahun. Sumarman juga ayah Novi.
Sumarwan merupakan salah satu korban tewas akibat tragedi kebakaran Gunung Lawu. Dalam kejadian itu juga menewaskan Rita Septi Hurika, 21 tahun, asal Ngawi (keponakan Sumarwan); Nanang Setia Utama, 16 tahun, asal Ngawi (anak sulung Sumarwan); Awang Feri Frandika, 25 tahun, warga Ngawi (kekasih Rita).
Tragedi Gunung Lawu juga menewaskan dua warga Jakarta. Mereka adalah Joko Prayitno, 31 tahun, Jalan Asia Baru, Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Selain itu, Kartini, 29 tahun, Pondok Kelapa, Duren Sawit, Jakarta Timur.
Adapun satu korban lainnya belum diketahui identitasnya secara pasti. Sebab, tubuhnya hangus terbakar dan untuk mengidentifikasinya tim Disaster Victim Identification (DVI) Kepolisian Daerah Jawa Timur harus melakukan uji DNA. Tes DNA itu membutuhkan paling lama dua pekan.
NOFIKA DIAN NUGROHO