TEMPO.CO, Pekanbaru - Kabut asap sisa kebakaran hutan dan lahan yang menyelimuti Riau sejak Juni hingga Oktober berdampak kerugian besar di sektor perekonomian Riau. Asisten II Pemerintah Riau Masperi menyebutkan, sejak diselimuti asap, Riau mengalami kerugian ekonomi mencapai Rp 25 triliun.
"Dampak kerugian ekonomi sangat luar biasa," katanya kepada Tempo di Kantor Gubernur Riau, Jumat, 23 Oktober 2015.
Namun, kata Masperi, jumlah kerugian akibat kabut asap di Riau baru sebatas informasi dari para pengusaha. Pemerintah Riau sejauh ini belum mengkajian dampak kerugiannya lantaran berfokus pada penanganan kabut asap dan kesehatan masyarakat.
"Nilai kerugaian itu baru kami terima dari pengusaha, bukan hasil kajian dari pemerintah," ujarnya.
Menurut Masperi, berdasarkan informasi yang ia terima dari kalangan pengusaha, kerugian terbesar dirasakan sektor perkebunan dan transportasi. Namun pemerintah Riau belum mendapat nilai pasti kerugiannya. "Dua sektor ini paling merasakan dampak asap," katanya.
Kabut asap sisa kebakaran hutan dan lahan membawa dampak buruk bagi kehidupan sosial masyarakat. Aktivitas penerbagan di Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru lumpuh, sekolah diliburkan, bahkan ribuan warga Riau jatuh sakit akibat terpapar asap. Sejauh ini belum ada kepastian apakah bencana asap akan berakhir. Kabar terakhir menyebutkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Pekanbaru memantau 45 titik panas di sejumlah wilayah Riau.
RIYAN NOFITRA