TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengklaim pemilihan umum di Indonesia merupakan yang terbaik di antara negara-negara Asia dalam 15 tahun terakhir. Di beberapa negara, ujar dia, pemilu selalu diiringi konflik sehingga kerap menimbulkan ketegangan.
Menurut JK, berdasarkan pengalamannya saat menjadi pemantau pemilu di Kamboja tiga tahun lalu, ada seorang pemantau lain dari Pakistan yang mengatakan pemilu Kamboja, yang saat itu berlangsung aman dan transparan, membosankan.
“Orang Pakistan-nya tanya, kok tak ada bom. Mereka bilang ini membosankan, bukan seperti pemilu di negara mereka," kata Wapres JK saat memberikan pengarahan kepada aparatur sipil negara di kantor Wakil Presiden, Jakarta, Jumat, 23 Oktober 2015.
Wapres JK juga mencontohkan pemilu di Filipina. Menurut dia, pernah ada korban jiwa hingga 200 orang saat negara itu menggelar pemilu. Begitu pun yang terjadi di Malaysia dan Thailand. Bahkan, di Thailand, pendukung pemerintah dan oposisi masih terus berseteru.
Dengan kondisi itu, JK meminta masyarakat Indonesia bersyukur karena kehidupan berdemokrasi di dalam negeri berlangsung aman. Dia mengapresiasi Komisi Pemilihan Umum, Badan Pengawas pemilu, dan semua aparatur sipil negara yang mampu menjaga situasi kondusif ini.
Khusus untuk aparatur sipil negara, Wapres JK meminta agar mereka netral dalam pemilihan kepala daerah serentak yang akan digelar pada 9 Desember 2015. Menurut dia, aparatur sipil negara saat ini berbeda dengan Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) 15 tahun lalu. "Waktu itu, Korpri harus siap menjalankan fungsi berpihak kepada partai yang menang," ujarnya.
FAIZ NASHRILLAH